"Tidak ada Asap kalau tidak ada Api" adalah bahasa sehari-hari yang secara gamblang dan sederhana mencerminkan pendekatan proses.
Jadi pendekatan proses bukan sesuatu yang baru mungkin hanya perlu kita kaji bersama lebih dalam agar bisa menjadi pedoman dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Pendekatan proses juga seperti kita ketahui dijadikan acuan pada ISO (International Standard Organization)/Lembaga Sertifikasi Internasional untuk mutu.
Pendekatan proses merupakan salah satu bagian dari 8 Prinsip Menejemen Mutu,dimana selain pendekatan proses diantaranya Fokus pada pelanggan,Kepemimpinan,Melibatkan seluruh Jajaran terkait.Pendekatan Sistim Menejemen,Peningkatan berkesinambungan,keputusan berdasarkan data, hubungan saling menguntungkan bagi seluruh unsur terkait.
Sebenarnya unsur pendekatan proses bisa dikatakan inti dari 8 prinsip menejemen mutu apabila pengertian sasaran sudah tepat ditentukan dengan benar, yang tentunya penetapan sasaran juga melalui proses sampai dengan tercapainya sasaran yang dikehendaki, walaupun tidak mengecilkan unsur -unsur yang lain.
Sehingga kalau kita bicara fokus pada pelanggan untuk mencapai sasaran Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction),tinggal ditelusuri proses dari awal sampai proses ketangan konsumen apakah sudah sesuai dengan sasaran yang diharapkan pada setiap proses.
Untuk menkontrol proses tersebut selain bagian yang terlibat untuk proses tersebut,bagian yang terlibat untuk proses berikutnya mengkontrol masukan/ input untuk prosesnya tersebut (internal Konsumen sebagai Quality Control)dan mengkontrol pada prosesnya agar hasil akhir prosesnya dapat diterima dengan baik oleh bagian proses berikutnya yang merupakan internal konsumen dari hasil proses selanjutnya, sampai kepada penilai terakhir konsumen(eksternal konsumen).
Biasanya yang terlibat dibagian akhir proses yang ditekankan apabila hasil akhir tidak memenuhi sasaran yang kita ingini, tanpa pendekatan proses lebih lanjut yang mungkin sudah terjadi kesalahan/tidak memenuhi sasaran diawal proses yang terbawa pada proses -proses selanjutnya ketangan konsumen akhir.(GiGO/Garbage In Garbage Out)
Sayangnya pendekatan proses ini jarang dilakukan sehingga masalah sebenarnya tidak diketemukan pada sitim nilai matarantai proses (Value Chain Process) sehingga perbaikkan menjadi sulit diperbaiki atau ditelusuri dan kesalahan menjadi berulang pada hal yang sama.
Perlunya pendekatan proses selain dari perbaikkan dapat pula mengulangi prestasi yang baik dan peningkatan walaupun terjadi pergantian personil karena polanya sudah terpola.
Apabila kita tidak menghendaki atau mengabaikan pendekatan proses,proses itu tetap berjalan dengan sendirinya pada setiap aktifitas kita sesuai hukum alam itu sendiri.
Jadi pendekatan proses bukan sesuatu yang baru mungkin hanya perlu kita kaji bersama lebih dalam agar bisa menjadi pedoman dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Pendekatan proses juga seperti kita ketahui dijadikan acuan pada ISO (International Standard Organization)/Lembaga Sertifikasi Internasional untuk mutu.
Pendekatan proses merupakan salah satu bagian dari 8 Prinsip Menejemen Mutu,dimana selain pendekatan proses diantaranya Fokus pada pelanggan,Kepemimpinan,Melibatkan seluruh Jajaran terkait.Pendekatan Sistim Menejemen,Peningkatan berkesinambungan,keputusan berdasarkan data, hubungan saling menguntungkan bagi seluruh unsur terkait.
Sebenarnya unsur pendekatan proses bisa dikatakan inti dari 8 prinsip menejemen mutu apabila pengertian sasaran sudah tepat ditentukan dengan benar, yang tentunya penetapan sasaran juga melalui proses sampai dengan tercapainya sasaran yang dikehendaki, walaupun tidak mengecilkan unsur -unsur yang lain.
Sehingga kalau kita bicara fokus pada pelanggan untuk mencapai sasaran Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction),tinggal ditelusuri proses dari awal sampai proses ketangan konsumen apakah sudah sesuai dengan sasaran yang diharapkan pada setiap proses.
Untuk menkontrol proses tersebut selain bagian yang terlibat untuk proses tersebut,bagian yang terlibat untuk proses berikutnya mengkontrol masukan/ input untuk prosesnya tersebut (internal Konsumen sebagai Quality Control)dan mengkontrol pada prosesnya agar hasil akhir prosesnya dapat diterima dengan baik oleh bagian proses berikutnya yang merupakan internal konsumen dari hasil proses selanjutnya, sampai kepada penilai terakhir konsumen(eksternal konsumen).
Biasanya yang terlibat dibagian akhir proses yang ditekankan apabila hasil akhir tidak memenuhi sasaran yang kita ingini, tanpa pendekatan proses lebih lanjut yang mungkin sudah terjadi kesalahan/tidak memenuhi sasaran diawal proses yang terbawa pada proses -proses selanjutnya ketangan konsumen akhir.(GiGO/Garbage In Garbage Out)
Sayangnya pendekatan proses ini jarang dilakukan sehingga masalah sebenarnya tidak diketemukan pada sitim nilai matarantai proses (Value Chain Process) sehingga perbaikkan menjadi sulit diperbaiki atau ditelusuri dan kesalahan menjadi berulang pada hal yang sama.
Perlunya pendekatan proses selain dari perbaikkan dapat pula mengulangi prestasi yang baik dan peningkatan walaupun terjadi pergantian personil karena polanya sudah terpola.
Apabila kita tidak menghendaki atau mengabaikan pendekatan proses,proses itu tetap berjalan dengan sendirinya pada setiap aktifitas kita sesuai hukum alam itu sendiri.
Yang paling menarik pendekatan proses dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, kita mungkin merasa hasil kerja keras untuk mencapai sesuatu kita tidak memberikan hasil seperti yang kita harapkan
]
Dengan pendekatan proses untuk mencapai sasaran kita bisa evaluasi pada proses mana yang menyebabkan sasaran tidak tercapai.
Misalnya, terlalu banyak memaafkan kesalahan diri kita dan melupakannya, hanya berusaha mengejar sasaran tanpa evaluasi.
Sehingga semuanya yang menyebabkan sasaran tidak tercapai selalu terulang dengan kesalahan yang sama.
Memaafkan memang wajib tapi melupakan kesalahan sebaiknya tidak, agar sebagai acuan kita tidak melakukan kesalahan yg sama serta sebagai pemicu untuk melakukan perbaikkan.
Dengan pendekatan proses untuk mencapai sasaran kita bisa evaluasi pada proses mana yang menyebabkan sasaran tidak tercapai.
Misalnya, terlalu banyak memaafkan kesalahan diri kita dan melupakannya, hanya berusaha mengejar sasaran tanpa evaluasi.
Sehingga semuanya yang menyebabkan sasaran tidak tercapai selalu terulang dengan kesalahan yang sama.
Memaafkan memang wajib tapi melupakan kesalahan sebaiknya tidak, agar sebagai acuan kita tidak melakukan kesalahan yg sama serta sebagai pemicu untuk melakukan perbaikkan.
Dalam bidang kerohanian, demikian juga bila kita tidak merasakan kehadiranNya dan tidak merasakan kedamaian walaupun kita termasuk umat yang baik, perlu dievaluasi dengan pendekatan proses. Mungkin ada proses yang salah atau kita anggap benar tapi tidak tepat.
Pada pendekatan proses,yang diperlukan hanyalah kejujuran,kejernihan serta keberanian untuk melihat dan memotong mata rantai yang tidak baik,apalagi menghambat atau memperburuk nilai yang ada serta tidak memberi nilai tambah. Yang sudah seharusnya digantikan dengan yang memberikan nilai tambah, sehingga slogan "Customer Satisfaction" yang sering kita dengar bisa tercapai.
Tentunya Customer disini bisa berarti: "Diri kita sendiri,Komunitas dimana kita berada, serta tentunya dalam kerohanian perlu diperhatikan hubungan horizontal dan Vertikal karena terdapat dua konsumen;sesama mahluk hidup serta tentunya penguasa Alam Semesta"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar