Komunikasi dua arah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari tentunya dalam bahasa lisan.
Dimana kita dapat menilai karakter seseorang dari apa yang dikatakan, begitu juga kita dinilai oleh orang lain.Yang tentunya perlu kehati-hatian dalam mengambil kesimpulan karena perlu dikaitkan dengan faktor-faktor penunjang apakah menunjang kesimpulan yang kita lakukan.
Secara umum manusia dalam pengetahuannya dapat digolongkan dalam:
Orang yang tahu ditahunya
Orang yang tahu di tidak tahunya
Orang yang tidak tahu di tahunya
Orang yang tidak tahu di tidak tahunya
(Dikutip:Filsafat Ilmu, Sebuah pengantar Populer:Jujun S.Suriasumantri)
Berawal dari defenisi diatas kita mencoba bagaimana seharusnya kita bersikap agar memberikan manfaat bagi kita dan orang sekeliling kita dan tidak mempermalukan diri sendiri,apalagi merugikan orang sekitar kita.
Orang yang tahu ditahunya, akan Berani Berkata Berani Maju dan Bertanggung Jawab atas tindakannya atas pengetahuan yang dia milikinya.
Sehingga harus Berani Berkata berdasarkan tahunya ,menjadi Berani Maju,Berani Bertanggung Jawab.
Orang yang tahu di tidak tahunya, Berani Berkata Berani Bertanya atas tidak tahunya sehingga terus belajar memperbaiki tidak tahunya sesuai dengan profesi atau kedudukan kita dalam masyarakat atau kehidupan berkeluarga. Lebih baik Berani Berkata Tidak Tahu daripada mempermalukan diri sendiri dan merugikan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai Orang yang Tahu Tidak Tahunya tetapi tidak mau mengakuinya mungkin untuk kepentingan mungkin gengsi pribadinya,sehingga sering berujar dalam memecahkan permasalahan, setelah masalahnya terpecahkan oleh teman bicaranya tentunya:"Khan yang Saya maksud tadi seperti itu?" Ha ha ha ha ....seperti Pa'Bolod kali yah? Tanpa sadar mempermalukan diri sendiri dan teman bicara kita menjadi khawatir jangan -jangan kalau tidak tahu bilang tahu gimana diberi tugas dan tanggung jawab besar untuk berikutnya.Pernyataan tahunya dia jadi perlu selalu dipertanyakan,sehingga dari pada pusing-pusing carilah yang kredibilitasnya tidak meragukan.
Kredibilitasnya tentunya menjadi menurun tanpa disadari yang tentunya tadinya dimaksud untuk memberi tahu lawan bicaranya dia kredibel dan bisa bertanggung jawab.
Tentunya yang baik. Orang yang Tahu di Tahunya serta Tahu Di Tidak Tahunya dan berani bersikap "Berkata" sesuai dengan tahunya dan tidak tahunya.
Orang yang tidak tahu di tahunya, biasanya terbelenggu pada suatu keadaan sehingga tidak melihat keluar dan mencoba mencari acuan pembanding potensi yang ada pada dirinya.Seperti cerita anak elang yang diasuh oleh Ibu Itik sejak kecil, sehingga Ia melihat seekor elang begitu gagahnya terbang dilangit sedangkan ia berlaku sehari hari seperti seekor itik.
Yang paling tepat untuk tipe ini Berani Berkata,Berani Mencoba . Dengan berani mencoba walaupun dalam skala yang relatif kecil, mungkin diri sendiri bisa menemukan potensi yang ada dalam diri sendiri atau orang lain bisa melihat potensi yang ada dalam diri kita.
Orang yang tidak tahu ditidak tahunya, Ini yang agak repot biasanya tanpa sadar Berani Berkata ditidaktahunya ( Yah memang tahu ditidak tahunya) yang mungkin lebih repot kalau sampai dikatakan tidak tahu tapi merasa tahu. Bahasa pasarnya mungkin "Sok Tahu" sehingga perlu sering evaluasi diri tentunya sebaiknya Berani Berkata Berani Dikoreksi dan memberikan kesempatan bagi yang lebih pantas untuk berkata. Atau mungkin sering seorang kawan berkata pada kita" Sebenarnya siapa sih sebenarnya Saya?" Ini salah satu cara untuk evaluasi diri karena memang agak sulit untuk mengetahui kekurangan diri sendiri terutama untuk hal-hal yang dianggap tidak baik.
Yang sering jadi masalah Orang ingin sering tampil menonjol dan dianggap luar biasa sehingga mendominasi memotong pembicaraan orang yang tahu di tahunya seolah -olah dirinya tahu semuanya dengan pernyataan -pernyataan yang jauh dari akar permasalahan atau bidang yang digelutinya.
Yah mungkin yang dipikir cara ini sudah benar atau tahu cara itu membuatnya menonjol walaupun mungkin tahu atau tidak tahu masalah yang dibicarakan, yang penting Berani Berkata dan harus Terus Berkata agar diperhatikan (sehingga bukan kesan menonjol tapi bisa mengesankan kurang Percaya Diri apalgi kalau sampai disimpulkan kaga Tahu Diri).
Sebenarnya Orang tersebut hanya berpikir tahu cara membuatnya menonjol yang sebenarnya tidak tahu cara itu salah dan cara membuatnya menonjol yang sebenarnya pun salah . Diam bukan berkata bukan berarti tidak menonjol terutama diam pada waktu yang tepat dimana memang bukan bidang yang kita kuasai .Tentunya diam bisa juga membuat kredibilitas kita menonjol dan bisa dipercaya dan suka belajar serta mendapatkan pelajaran dengan banyak mendengar apa yang tidak kita kuasai .Berani Bicara,Berani Mendengar
Yang agak menyakitkan kalau sebagian lawan bicara penuh toleransi,walaupun permasalahan tidak benar/tidak mengena pada akar permasalahan dan hanya diam menikmati pertunjukkan si pembicara terus berkata dengan memakai topengnya mengatakan yang tidak diketahuinya seolah olah dia tahu. Si pendengar , sambil berkata dalam hatinya kapan pertunjukkan berakhir dan melirik teman teman lain sambil saling melempar senyuman seolah olah mengatakan kata yang sama " Berani Bicara,Berani Malu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar