Diri kita sendiri ini,yah "Teman " yang selalu berdampingan dengan kita dan yang kadang tanpa kita sadari bisa menjadi " Musuh" bagi kita sendiri.
Yang mana semua ini menjadi pergumulan didalam diri kita sehari hari baik kita sadari ataupun tanpa kita sadari, karena setiap aktivitas yang kita lakukan akan memberi dampak pada diri kita sendiri ataupun pada orang-orang sekitar kita. Baik dampak besar maupun dampak kecil, baik terasa saat ini maupun dalam untuk masa kedepan.
Seperti cerita dibawah ini:Ketika aku melihat papan nama pada kios itu, hampir-hampir aku tidak percaya pada apa yang kubaca: KIOS KEBENARAN. Mereka menjual kebenaran disana!Gadis penjaga kios bertanya dengan amat sopan: kebenaran macam apa yang ingin kubeli, sebagian kebenaran atau seluruh kebenaran?
Tentu saja seluruh kebenaran! Aku tidak perlu menipu diri, mengadakan pembelaan diri atau rasionalisasi lagi. Aku menginginkan kebenaranku : terang. terbuka,penuh dan utuh. Ia memberi isyarat agar aku menuju bagian lain dalam kios itu, yang menjual kebenaran secara utuh.
Pemuda penjaga kios yang ada disana memandangku dengan rasa kasihan dan menunjuk kepada daftar harga."Harganya amat tinggi ,Tuan", katanya.
Berapa? tanyaku mantap, karena ingin mendapat seluruh kebenaran, berapapun harganya."kalau Tuan membeli", katanya, Tuan akan membayar dengan kehilangan semua ketenangan dalam seluruh sisa hidup Tuan.
Aku keluar dari kios itu dengan rasa sedih. Aku mengira dapat memperoleh seluruh kebenaran dengan harga murah. Aku masih belum siap menerima kebenaran. Kadang kadang aku mendambakan damai dan ketenangan. aku masih perlu sedikit menipu diri dengan membela dan membenarkan diri. Aku masih ingin berlindung dibalik kepercayaanku yang tak boleh diperdebatkan.
Bagaimana kita bisa mengambil hikmah yang ada dalam cerita itu, baik untuk bahan renungan ataupun untuk kita pratekkan dalam kehidupan sehari hari sehingga bisa bermanfaat.Mungkin salah satunya,jangan menjadikan beban atau memaksakan apa yang belum bisa kita lakukan,atau apa yang menurut kita belum siap kita menerima atau menjalankan walaupun hal itu benar.Karena bila dipaksakan mungkin berakibat lebih buruk daripada hasil baik yang kita dapatkan.Paling tidak kita tahu dulu mana yang baik menurut kita, tentunya disesuaikan dengan norma norma yang ada sebagai titik acuan dan diprioritaskan secara bertahap untuk melakukannya.
Dalam berusaha pun menetapkan target yang sesuai kemampuan kita dan mengacu pada acuan yang tentunya jangan terlalu mudah dicapai sehingga tidak menantang kita untuk lebih baik. Tetapi tidak terlalu sulit sehingga timbulnya frustasi, dan tentu bukan tambah baik hasilnya.
Dalam istilah menejemen seperti hampir semua dari kita sudah tahu atau pernah melakukan analisa SWOT dan melakukan Benchmarking dalam kegiatan perencanaan atau evaluasi perusahaan. Yang mana aktivitas ini dapat digunakan juga kepada kehidupan pribadi kita dalam menentukan target kehidupan pribadi. Memang bisa terlihat sederhana atau rumit tergantung dari sudah terbiasakah kita melakukannya?
Yang sudah tentu pada awalnya mencoba jangan mengharapkan hasil analisa seperti orang yang sudah biasa melakukannya. Mulailah dari hal yang sederhana.
Mulai mencoba kita melakukan bersama, yang menurut kita baik dan mampu kita lakukan secara bertahap untuk meningkatkan tingkat kehidupan yang lebih baik .
Tentunya semua kembali tergantung dari kapasitas kemampuan kita masing-masing.
Semua dari kita diberi kelebihan dan kekurangan, serta talenta yang berbeda. Jangan memaksakan, bersahabatlah dengan diri sendiri.
Shabat yang baik,mengatakan apa yang tidak baik dari shabatnya dan menghargai hal-hal baik dari sahabatnya,
Cerita diatas dikutip dari : Burung Berkicau. A.de Mello SJ