Kamis, 28 Mei 2009

Menikmati dan bersyukur

Dalam kita menikmati sesuatu kita jarang berpikir siapa saja yang berperan sehingga kita bisa menikmati kenikmatan yang sedang kita nikmati.
Wong kita sedang meresapi kenikmatan bagaimana bisa berpikir siapa yang berperan?:-)))
Apalagi kalau kenikmatan itu didapati dengan imbalan alias membayar biasanya tidak pernah terpikirkan baik pada saat menikmati maupun setelah selesai menikmatinya.

Bila kita melihat pohon yang rindang mungkin tak pernah terpikirkan siapa yang menanamnya dan berapa lama dari ditanam hingga kita bisa menikmati keteduhan dari kerindangan pohon tersebut.
Banyaki hal dalam kehidupan sehari -hari bila kita mau renungi dimana kenikmatan yang kita nikmati berasal dari perjuangan atau karya, jasa dari orang orang terdahulu. Kalau kita berpikir skeptis akan mengatakan: " ah itu sih biasa, orang itu juga khan mendapatkan imbalan baik materi atau nama"
Hal itu mungkin benar tetapi tidak semua orang berorientasi kesana tetapi lebih kepada idealisme yang ada pada dirinya, yang mana pahala yang dia dapat konskwensi logis dari karya yang dihasilkan.

Hasil karya-karya besar kalau hanya berorientasi pada materi mungkin akan gagal karena banyak cara berkarya yang lebih mudah dalam menghasilkan materi. Demikian juga untuk sebuah nama, terlalu banyak yang dikorbankan dimana tingkat keberhasilannya sangat kecil awalnya.
Mengapa kita harus merenung pengorbanan dari orang-orang terdahulu dan menghargai kerja keras mereka? Dengan bisa menghargai mereka kita bisa bersyukur dan memberi motivasi bagi diri kita untuk dapat memberikan arti bagi lingkungan dimana kita berada.



Dan tidak menjadi takabur apabila meraih kesuksesan, karena kesuksesan yang diraih karena berdiri di pundak para raksasa - raksasa pendahulu sehingga bisa tercapai kesuksesan saat ini.

Di kehidupan sehari hari kita sering lihat kalau jalan aspal berlubang besar diberi tanda agar pengguna jalan terperosok kedalam lubang. Dan si pemberi tanda kita tidak tahu siapa dan tidak memunggut biaya untuk itu dan tidak mendapatkan nama atas tindakannya. Coba kalau yang terperosok sanak kerabat kita?
Kadang uang tidak bisa membeli segalanya, misalnya untuk penyakit yang belum ada obatnya. Mungkin dijaman berikutnya akan ada penemuan dan ada solusinya untuk itu. Semua itu bisa terjadi karena ada orang-orang dengan idealisme yang kuat untuk mengatasi masalah tersebut.


Dalam menikmati harus ditekankan rasa bersyukur, yang utama tentunya buat kepentingan batiniah sendiri dan tentunya juga secara nyata dapat bersikap dan bertindak yang dapat memberikan sesuatu yang sangat berarti bagi sesama atau paling tidak mendukung, memotivasi orang untuk lebih maju dan tidak membebani komunitas dimana kita berada.

Pada akhirnya merenung pada orang-orang telah berjasa kehidupan kita saat ini akan sampai pada sang Pencipta.

Bagaimana kita mensyukuri nikmat yang telah diberikan dan bagaimana pertanggung jawaban kita atas nikmat yang telah kita peroleh. Apakah kita hanya sebagai penikmat dan tidak pernah memberikan kenikmatan kepada sesama atau malah menghambat orang untuk berbuat yang lebih baik atau mendorong kearah yang batil. Pilihan semua ditangan kita?

Dengan kita bisa mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan tentunya hal-hal negatif semakin bisa terhapuskan dan akan mendorong diri kita ataupun memotivasi pada sesama kearah yang lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar