Sabtu, 04 April 2009

Mubazir dan ketidak tahuan


Mubazir, itu yang sering kita dengar bila seseorang melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu atau tidak memberikan nilai tambah. Umumnya kata mubazir ditekankan pada material yang terbuang yang sebenarnya dapat digunakan lebih effisien.

Seberapa banyak mubazir yang sebenarnya terjadi pada suatu aktivitas kegiatan umumnya tidak mudah untuk diketahui, yang umum diketahui yang tampak dipermukaan saja umumnya. Pada proses perencanaan umumnya lebih sukar dideteksi dan pada proses pelaksanaan umumnya lebih mudah diketahui.

Mubazir, tentunya suatu pemborosan pada sumber daya yang ada. Dimana tentunya pertama yang dirugikan adalah pelaku aktifitas, sesuai dengan pengertian proses mata rantai tentunya yang dirugikan bukan hanya pelaku pertama tetapi para pelaku yang terlibat untuk proses berikutnya ataupun yang terkait secara langsung dengan adanya aktifitas tersebut.

Para pelaku tidak aktifpun sebenarnya dirugikan dengan adanya mubazir ini, dikarenakan mubazir; membuang -buang sumber daya nasional/negara dan ujung ujungnya sumber daya dunia. Tentunya dampak mubazir tergantung skala aktifitas dan volume aktifitasnya.

Jika sumber daya terbuang percuma, pada tingkat nasional tentunya akan meningkatkan angka inflasi dan mubazir sebenarnya lebih parah dari korupsi kalau dilihat dari perekonomian. Mubazir, sumber daya terbuang percuma, korupsi memang merugikan akan tetapi sumber daya akan kembali ke masyarakat dan memutar roda ekonomi atau sektor riel. Tetapi tentunya, korupsi tidak baik dari segi manapun. Pada saat -saat krisis gobal/finansial seperti ini kita memerlukan uang agar sektor riel bergerak dan jika kumulatif mubazir ini bisa dihindari tentunya bisa mengurangi tekanan krisis yang ada.

Untuk Global terutama yang sederhana, mubazir terhadap sumber daya alam yang terbatas tidak bisa diperbarui seperti sektor pertambangan akan meningkatkan harga jual yang sebenarnya tidak perlu dan pertimbangan sumber daya alam yang terbatas.

Gerakan penghematan energi listrik yang dihimbau untuk dilakukan belum lama ini, ternyata berdasarkan kalkulasi angka cukup besar.

Untuk jaman globalisasi makin terasa bahwa kita semua termasuk keluarga besar, sehingga komulatif mubazir yang terjadi merugikan kita semua karena dampaknya sedikit banyak akan merugikan kita.

Mubazir ini terjadi sebagian dikarenakan kemasa bodohan dari pelaku aktifitas, tetapi pada saat ini dimana persaingan begitu tajam dan bila tetap ingin eksis tentunya tidak akan dibiarkan terjadi sehingga tentunya harusnya kecil jumlahnya.

Yang umumnya terjadi mubazir ini adalah dari ketidak tahuan kita, sehingga timbul mubazir. Dan ini sesuatu yang umum terjadi, walupun telah melakukan yang terbaik saat itu dan cara -cara yang terbaik saat itu dikarenakan cara-cara atau pengetahuan berkembang, sehingga yang tadinya pada saat itu yang terbaik menjadi bukan yang terbaik pada masa depan. Persoalannya, apakah kita telah melakukan yang terbaik dan cara-cara terbaik yang ada saat ini secara optimal serta memiliki pengetahuan yang memang dibutuhkan untuk menunjang profesi kita pada saat ini?

Paling tidak kita tahu mubazir itu merugikan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar