Semua dari kita tentu harus membuat keputusan, yang tentunya sebelum mengambil keputusan tentunya kita sudah mempertimbangkan dulu atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu dan memprediksikan apakah hasil keputusan yang akan dilakukan akan sesuai dengan rencana berdasarkan data - data yang ada.
Tentunya diperlukan asumsi asumsi atau kesimpulan - kesimpulan, sehingga selain diperlukan keahlian dalam mengambil keputusan diperlukan juga kemampuan dalam menganalisa sebelum dijadikan sintesa atau kesimpulan yang diperlukan untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu memang diperlukan keahlian dalam bidangnya dan logika secara umum untuk penafsiran ulang (Cross Check).
Sayangnya rata rata dari kita tidak bereaksi atas kenyataan yang ada akan tetapi atas pikiran - pikiran yang ada di kepala kita.
Seperti cerita dibawah ini:
Sekelompok wisatawan tertahan disuatu tempat di luar kota.
Mereka diberi makan bahan makanan lama.
Sebelum menyantapnya makanan itu dicoba dulu dengan memberikannya pada seekor anjing. Tampaknya anjing itu menikmatinya dan tidak ada ada akibat sampingnya.
Hari berikutbya mereka mendengar bahwa anjing itu mati.
Semua orang menjadi cemas,Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang disentri.
Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan.
Dokter itu mulai dengan menanyakan apa yang terjadi dengan anjing itu. Diadakanlah penyelidikan. Seorang tetangga secara sambil lalu berkata, "Oh, anjing itu dilemparkan ke parit karena terlindas mobil".
(cerita dikutip dari: Doa Sang Katak 2 Meditasi dengan cerita, Anthony de Mello SJ).
Memang sukar untuk kita tidak terpengaruh oleh pikiran yang ada di kepala kita apalagi untuk hal-hal yang kita sukai sehingga semua kenyataan yang ada seolah olah sejalan dengan yang kita inginkan sehingga kemungkinan salah dalam mengambil kesimpulan terutama bila terlibat secara emosional. Dan sangat sukar bagi kita untuk menerima kenyataan apabila sesuatu yang buruk yang terjadi pada orang lain akan terjadi pada kita walaupun kenyataannya mengarah kearah sana.
Seperti lirik lagunya Frank Sinarta, "Something Stupid" mungkin bisa juga menggambarkan bagaimana mengambil kesimpulan dan mengambil keputusan. :-))))
Memang terlalu gegabah mengambil kesimpulan dan membuat keputusan tidak baik, akan tetapi sama buruknya dengan terlalu hati hati dalam mengambil kesimpulan atau mengambil keputusan.
Manusia memang dapat dikelompokan dengan dua tipe, tipe pertama terlalu mempertimbangkan dan berhati hati mengambil keputusan dan tipe yang kedua, cepat mengambil keputusan tanpa terlalu mempertimbangkan resikonya.
Mana yang terbaik dari kedua tipe tersebut ? Tidak ada yang baik maupun buruk, kedua duanya memang diperlukan dalam kehidupan. Dan kita masing masing lebih dekat pada tipe yang mana? :-)
Apabila kita termasuk salah satu tipe, terutama secara dominan tentunya diperlukan rekan/partner dengan tipe yang kebalikan agar saling melengkapi. Yang tentunya kadang - kadang terasa tidak nyaman bagi tipe yang pertama dan terasa menjengkelkan bagi tipe kedua.:-)))) Apabila bisa saling melengkapi sehingga unsur dominan menjadi melunak sehingga tiadak ada kata terlalu akan tercapai pada kondisi yang tepat akan tercipta sinergi.
Tentunya akan lebih baik bila "fungsi pedal gas dan pedal rem ini terdapat pada satu kendaran" alias kita bisa mengkontrol diri sendiri pada posisi yang tepat:-)))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar