Seorang pemilik warung datang menghadap kawan yang bijak dengan rasa cemas berkata, bahwa di seberang jalan berhadapan dengan warungnya orang membuka toko serba ada yang besar, yang akan mematikan usahanya.
Keluarganya sudah menunggui warung itu seratus tahun, dan kehilangan ini berarti gulung tikar baginya, sebab di bidang lain ia tidak tahu apa apa.
Kata sang kawan, "Jikalau engkau takut akan pemilik toko serba ada itu, engkau akan membencinya. Dan benci itu berarti gulung tikar bagimu."
"Lalu aku mau apa," kata si pemilik warung bingung.
"Setiap pagi keluarlah dari warungmu, dan berdirilah di pinggir jalan memberkati warungmu, agar maju sejahtera.
Lalu berpalinglah kepada toko serba ada dan memberkatinya juga".
"Apa memberkaiti sainganku yang menghancurkan aku?"
"Setiap berkat yang kau berikan akan berbalik menjadi kebaikanmu.
Setiap puji jahat akan menghancurkan dirimu."
Setelah enam bulan pemilik warung kembali melaporkan bahwa ia harus menutup warungnya, seperti yang ia takutkan, tetapi sekarang ia mengurusi toko serba ada dan penghasilannya jauh lebih baik daripada sebelumnya.
(Disadur dari: Sejenak Bijak; Anthony de mello sj)
Cerita diatas bisa menjadi bahan renungan dalam kehidupan sehari hari dimana umumnya masing masing saling bersaing dan berjalan sendiri sendiri. Dimana dalam dunia bisnis persaingan kompetisi semakin terasa dan tak terelakkan. Hal ini yang umum melekat dalam pemikiran para pelaku bisnis.
Untuk pasar yang hanya dikuasai sebagain kecil pelaku (semacam oligopoli) secara tidak langsung ada kesepakatan atau kerjasama untuk mengatur pasar. Sedangkan untuk pasar bebas, memang agak sukar untuk berkerja sama, akan tetapi bila persaingan begitu ketat sehingga terjadi perang tarif; akan lebih baik menekan biaya operasi dengan misalnya memanfaatkan utilitas bersama seperti di perbankan menggunakan ATM bersama atau di telekomunikasi dengan menggunakan BTS bersama. Dan ini umumnya dilakukan oleh para pelaku yang sudah ada dipasar.
Para perusahaan besar banyak melakukan kemitraan dengan para pemasoknya(supplier) menjadikan networking, sehingga hasil yang didapat bisa lebih optimal. Dengan kemitraan tentu memberikan kedudukan yang lebih tinggi atau paling tidak sejajar.
Dalam bisnis persaingan memang tidak terelakkan, tetapi untuk bisa unggul diperlukan kerjasama dari para pelaku bisnis yang mendukung bisnis utamanya. Yang terpenting para pelaku bisnis yang mendukung bisnis utama dan bisnis utamanya melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan. Persoalannya hanya bagaimana caranya agar para pelaku dapat saling mendukung dan saling mempercayai satu sama lain dan masing masing mendapatkan keuntungan yang lebih baik dengan adanya jaringan kemitraan yang dilakukan.Banyak kemitraan dan koperasi yang gagal salah satunya dikarenakan kurangnya pemahaman kebersamaan dan kerjasama yang sebenarnya, sehingga masing-masing ingin mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya tanpa memikiran yang lain(kompetisi didalam) yang akhirnya mati suri.
Persaingan untuk tingkat tertentu tetap diperlukan, dengan adanya persaingan akan lebih meramaikan industri dan akan lebih menarik lebih banyak konsumen, apalagi apabila unggul dalam industri tersebut.
Kecuali untuk monopoli tidak ada persaingan, saat ini Globalisasi merupakan ancaman bagi monopoli.
Segi baiknya dari persaingan tentunya masing-masing akan memberikan yang terbaik dan akan selalu memperbarui cara cara berbisnis.
Akan tetapi cara cara bisnis lama yang hanya menarik keuntungan dimuka akan tidak menarik lagi, akan kalah dengan cara cara yang lebih fleksibel yaitu dengan cara cara kerjasama dalam jaringan jaringan bisnis atau membentuk kemitraan.
Yang unggul tentu saja yang memang memberikan yang terbaik terhadap pasar atau dalam arti kata sesuai dengan nilai tukar yang ditawarkan. Pada akhirnya akan terbentuk segmentasi segmentasi sendiri, sesuai dengan kapabilitasnya dan penilaian pasar.
Dalam Globalisasi selain penyatuan tiada batas disatu sisi, disisi lainpun akan memperkuat kelompok -kelompok eksklusif untuk memperkuat posisi mereka dalam arus globalisasi seperti unieropa salah satunya.
Yang perlu ditekankan kompetisi tidak selalu baik dibanding kerjasama terutama apabila kompetesi yang tidak sehat dan internal, lebih baik bekerjasama yang baik tentunya untuk menghadapi persaingan eksternal yang akan dihadapi.
Untuk kehidupan sehari hari lebih baik melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan dalam kondisi apapun, karena dalam berkerjasama orang akan melihat dan mengajak bergabung orang yang pantas untuk diajak bergabung, dan tentunya orang yang memang bisa bekerjasama dan menghadapi kompetisi dengan yang seharusnya yaitu faktor eksternal.
Tentu saja kompetisi internal bukan sesuatu yang salah, hanya tentunya kompetisi yang sehat dan tidak menghambat kerjasama dalam menjalankan tugas masing-masing apalagi menghambat tugas utama bersama apalagi tidak menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan menghindarinya tetapi berkompetisi dalam mendapatkan pahalanya.
Yang perlu disiapkan adalah melakukan yang terbaik dan bekerjasama dengan baik dengan pihak lain agar bisa meningkatkan dan masukan untuk memperbaiki diri. Sehingga orang lain merasa pantas untuk mengajak kerjasama kita dan memasukan kedalam tim serta mengajak berkompetisi sebagai tim dengan eksternal.
Tentu saja kompetisi internal bukan sesuatu yang salah, hanya tentunya kompetisi yang sehat dan tidak menghambat kerjasama dalam menjalankan tugas masing-masing apalagi menghambat tugas utama bersama apalagi tidak menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan menghindarinya tetapi berkompetisi dalam mendapatkan pahalanya.
Yang perlu disiapkan adalah melakukan yang terbaik dan bekerjasama dengan baik dengan pihak lain agar bisa meningkatkan dan masukan untuk memperbaiki diri. Sehingga orang lain merasa pantas untuk mengajak kerjasama kita dan memasukan kedalam tim serta mengajak berkompetisi sebagai tim dengan eksternal.
Baik hati ?:-) Tentu saja tidak :-))))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar