Rabu, 22 April 2009

Mengambil Kesimpulan.


Semua dari kita tentu harus membuat keputusan, yang tentunya sebelum mengambil keputusan tentunya kita sudah mempertimbangkan dulu atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu dan memprediksikan apakah hasil keputusan yang akan dilakukan akan sesuai dengan rencana berdasarkan data - data yang ada.
Tentunya diperlukan asumsi asumsi atau kesimpulan - kesimpulan, sehingga selain diperlukan keahlian dalam mengambil keputusan diperlukan juga kemampuan dalam menganalisa sebelum dijadikan sintesa atau kesimpulan yang diperlukan untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu memang diperlukan keahlian dalam bidangnya dan logika secara umum untuk penafsiran ulang (Cross Check).
Sayangnya rata rata dari kita tidak bereaksi atas kenyataan yang ada akan tetapi atas pikiran - pikiran yang ada di kepala kita.
Seperti cerita dibawah ini:
Sekelompok wisatawan tertahan disuatu tempat di luar kota.
Mereka diberi makan bahan makanan lama.
Sebelum menyantapnya makanan itu dicoba dulu dengan memberikannya pada seekor anjing. Tampaknya anjing itu menikmatinya dan tidak ada ada akibat sampingnya.
Hari berikutbya mereka mendengar bahwa anjing itu mati.
Semua orang menjadi cemas,Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang disentri.
Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan.
Dokter itu mulai dengan menanyakan apa yang terjadi dengan anjing itu. Diadakanlah penyelidikan. Seorang tetangga secara sambil lalu berkata, "Oh, anjing itu dilemparkan ke parit karena terlindas mobil".
(cerita dikutip dari: Doa Sang Katak 2 Meditasi dengan cerita, Anthony de Mello SJ).
Memang sukar untuk kita tidak terpengaruh oleh pikiran yang ada di kepala kita apalagi untuk hal-hal yang kita sukai sehingga semua kenyataan yang ada seolah olah sejalan dengan yang kita inginkan sehingga kemungkinan salah dalam mengambil kesimpulan terutama bila terlibat secara emosional. Dan sangat sukar bagi kita untuk menerima kenyataan apabila sesuatu yang buruk yang terjadi pada orang lain akan terjadi pada kita walaupun kenyataannya mengarah kearah sana.
Seperti lirik lagunya Frank Sinarta, "Something Stupid" mungkin bisa juga menggambarkan bagaimana mengambil kesimpulan dan mengambil keputusan. :-))))
Memang terlalu gegabah mengambil kesimpulan dan membuat keputusan tidak baik, akan tetapi sama buruknya dengan terlalu hati hati dalam mengambil kesimpulan atau mengambil keputusan.
Manusia memang dapat dikelompokan dengan dua tipe, tipe pertama terlalu mempertimbangkan dan berhati hati mengambil keputusan dan tipe yang kedua, cepat mengambil keputusan tanpa terlalu mempertimbangkan resikonya.
Mana yang terbaik dari kedua tipe tersebut ? Tidak ada yang baik maupun buruk, kedua duanya memang diperlukan dalam kehidupan. Dan kita masing masing lebih dekat pada tipe yang mana? :-)
Apabila kita termasuk salah satu tipe, terutama secara dominan tentunya diperlukan rekan/partner dengan tipe yang kebalikan agar saling melengkapi. Yang tentunya kadang - kadang terasa tidak nyaman bagi tipe yang pertama dan terasa menjengkelkan bagi tipe kedua.:-)))) Apabila bisa saling melengkapi sehingga unsur dominan menjadi melunak sehingga tiadak ada kata terlalu akan tercapai pada kondisi yang tepat akan tercipta sinergi.
Tentunya akan lebih baik bila "fungsi pedal gas dan pedal rem ini terdapat pada satu kendaran" alias kita bisa mengkontrol diri sendiri pada posisi yang tepat:-)))))

Minggu, 12 April 2009

Baik Hati



Seorang pemilik warung datang menghadap kawan yang bijak dengan rasa cemas berkata, bahwa di seberang jalan berhadapan dengan warungnya orang membuka toko serba ada yang besar, yang akan mematikan usahanya.

Keluarganya sudah menunggui warung itu seratus tahun, dan kehilangan ini berarti gulung tikar baginya, sebab di bidang lain ia tidak tahu apa apa.

Kata sang kawan, "Jikalau engkau takut akan pemilik toko serba ada itu, engkau akan membencinya. Dan benci itu berarti gulung tikar bagimu."

"Lalu aku mau apa," kata si pemilik warung bingung.

"Setiap pagi keluarlah dari warungmu, dan berdirilah di pinggir jalan memberkati warungmu, agar maju sejahtera.

Lalu berpalinglah kepada toko serba ada dan memberkatinya juga".

"Apa memberkaiti sainganku yang menghancurkan aku?"

"Setiap berkat yang kau berikan akan berbalik menjadi kebaikanmu.
Setiap puji jahat akan menghancurkan dirimu."


Setelah enam bulan pemilik warung kembali melaporkan bahwa ia harus menutup warungnya, seperti yang ia takutkan, tetapi sekarang ia mengurusi toko serba ada dan penghasilannya jauh lebih baik daripada sebelumnya.
(Disadur dari: Sejenak Bijak; Anthony de mello sj)

Cerita diatas bisa menjadi bahan renungan dalam kehidupan sehari hari dimana umumnya masing masing saling bersaing dan berjalan sendiri sendiri. Dimana dalam dunia bisnis persaingan kompetisi semakin terasa dan tak terelakkan. Hal ini yang umum melekat dalam pemikiran para pelaku bisnis.
Untuk pasar yang hanya dikuasai sebagain kecil pelaku (semacam oligopoli) secara tidak langsung ada kesepakatan atau kerjasama untuk mengatur pasar. Sedangkan untuk pasar bebas, memang agak sukar untuk berkerja sama, akan tetapi bila persaingan begitu ketat sehingga terjadi perang tarif; akan lebih baik menekan biaya operasi dengan misalnya memanfaatkan utilitas bersama seperti di perbankan menggunakan ATM bersama atau di telekomunikasi dengan menggunakan BTS bersama. Dan ini umumnya dilakukan oleh para pelaku yang sudah ada dipasar.
Para perusahaan besar banyak melakukan kemitraan dengan para pemasoknya(supplier) menjadikan networking, sehingga hasil yang didapat bisa lebih optimal. Dengan kemitraan tentu memberikan kedudukan yang lebih tinggi atau paling tidak sejajar.
Dalam bisnis persaingan memang tidak terelakkan, tetapi untuk bisa unggul diperlukan kerjasama dari para pelaku bisnis yang mendukung bisnis utamanya. Yang terpenting para pelaku bisnis yang mendukung bisnis utama dan bisnis utamanya melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan. Persoalannya hanya bagaimana caranya agar para pelaku dapat saling mendukung dan saling mempercayai satu sama lain dan masing masing mendapatkan keuntungan yang lebih baik dengan adanya jaringan kemitraan yang dilakukan.Banyak kemitraan dan koperasi yang gagal salah satunya dikarenakan kurangnya pemahaman kebersamaan dan kerjasama yang sebenarnya, sehingga masing-masing ingin mendapatkan keuntungan sebanyak banyaknya tanpa memikiran yang lain(kompetisi didalam) yang akhirnya mati suri.
Persaingan untuk tingkat tertentu tetap diperlukan, dengan adanya persaingan akan lebih meramaikan industri dan akan lebih menarik lebih banyak konsumen, apalagi apabila unggul dalam industri tersebut.
Kecuali untuk monopoli tidak ada persaingan, saat ini Globalisasi merupakan ancaman bagi monopoli.
Segi baiknya dari persaingan tentunya masing-masing akan memberikan yang terbaik dan akan selalu memperbarui cara cara berbisnis.
Akan tetapi cara cara bisnis lama yang hanya menarik keuntungan dimuka akan tidak menarik lagi, akan kalah dengan cara cara yang lebih fleksibel yaitu dengan cara cara kerjasama dalam jaringan jaringan bisnis atau membentuk kemitraan.
Yang unggul tentu saja yang memang memberikan yang terbaik terhadap pasar atau dalam arti kata sesuai dengan nilai tukar yang ditawarkan. Pada akhirnya akan terbentuk segmentasi segmentasi sendiri, sesuai dengan kapabilitasnya dan penilaian pasar.

Dalam Globalisasi selain penyatuan tiada batas disatu sisi, disisi lainpun akan memperkuat kelompok -kelompok eksklusif untuk memperkuat posisi mereka dalam arus globalisasi seperti unieropa salah satunya.

Yang perlu ditekankan kompetisi tidak selalu baik dibanding kerjasama terutama apabila kompetesi yang tidak sehat dan internal, lebih baik bekerjasama yang baik tentunya untuk menghadapi persaingan eksternal yang akan dihadapi.
Untuk kehidupan sehari hari lebih baik melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan dalam kondisi apapun, karena dalam berkerjasama orang akan melihat dan mengajak bergabung orang yang pantas untuk diajak bergabung, dan tentunya orang yang memang bisa bekerjasama dan menghadapi kompetisi dengan yang seharusnya yaitu faktor eksternal.
Tentu saja kompetisi internal bukan sesuatu yang salah, hanya tentunya kompetisi yang sehat dan tidak menghambat kerjasama dalam menjalankan tugas masing-masing apalagi menghambat tugas utama bersama apalagi tidak menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan menghindarinya tetapi berkompetisi dalam mendapatkan pahalanya.
Yang perlu disiapkan adalah melakukan yang terbaik dan bekerjasama dengan baik dengan pihak lain agar bisa meningkatkan dan masukan untuk memperbaiki diri. Sehingga orang lain merasa pantas untuk mengajak kerjasama kita dan memasukan kedalam tim serta mengajak berkompetisi sebagai tim dengan eksternal.
Baik hati ?:-) Tentu saja tidak :-))))))

Kamis, 09 April 2009

Teamwork



Teamwork,kerjasama tim merupakan syarat mutlak bila ingin berhasil mengerjakan sesuatu pekerjaan dan memberikan hasil yang optimal.

Teamwork dimulai dengan membentuk team sesuai dengan keperluan pekerjaan yang akan dikerjakan. Dimana personil dengan berbagai keahlian pada bidangnya yang mumpuni dan berbagai karakter bergabung dengan komitmen menghasilkan pekerjaan tersebut secara optimal sehingga tujuan akhir tersebut merupakan gabungan dari hasil karya terbaik dari para personil yang bergabung dalam tim secara teamwork dan menghasilkan pekerjaan sesuai dengan sasaran.

Yang sudah tentu sasaran harus ditetapkan terlebih dahulu ketika membentuk tim dan dijabarkan dengan jelas dengan demikian seleksi anggota tim akan mendukung sasaran.

Sasaran tersebut tentunya harus disosialisasikan, untuk sasaran umum biasanya anggota tim akan mudah mengetahui sasaran yang akan dicapai.
Sedangkan sasaran lain yang tidak secara langsung terkait dengan sasaran utama pekerjaan, akan tetapi akan sebagai pendukung sasaran utama atau menjadi sasaran yang harus dicapai untuk mendukung pihak pihak terkait dengan pekerjaan utama harus disosialisasikan baik secara formal ataupun informal dikarenakan ada kemungkinan anggota tim tidak menyadarinya.


Dalam berkerja secara tim, tetap diperlukan komando agar bisa bekerja effisien dan effektif, semakin matang anggota tim atau tim semakin sedikit komando yang diberikan dan semakin banyak komando yang diberikan adalah kebalikan.
Komando terutama diperlukan ketika rencana tidak berjalan semestinya, diluar perencanaan.

Kerjasama tim yang baik salah satunya, jika masing masing anggota tim
menyadari hasil kerja mereka saling terkait dan hasil kerja yang dihasilkan akan mempengaruhi anggota tim yang lain. Dengan kata lain mereka berkontribusi paling tidak secara relatif atas kualitas kerja yang dihasilkan anggota tim yang terkait dengan hasil kerjanya.Baik itu buruk atau baik, tergantung hasil kerja mereka yang terkait apakah sudah optimal.
Sudah tentunya pihak-pihak yang terkait dengan keterkaitan proses itu harus melakukan secara optimal pula sehingga memberikan hasil terbaik bagi tim. Dengan kerjasama yang baik dan anggota selalu meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan tim, kerjasama tim semakin baik dan diharapkan menghasilkan sinergi.

Keuntungan dengan kerja tim yang baik bagi anggota tim tentunya ada selain untuk kepentingan tim secara keseluruhan.
Merasakan kegembiraan bersama ketika mengalami keberhasilan dari tim dan tentunya berbagi kegetiran ketika tim menerima kegagalan.
Keuntungan yang nyata, mengetahui berbagai keahlian dari masing-masing anggota tim yang terkait dengan keahliannya walaupun mungkin secara sepintas. Paling tidak itu diperlukan ketika untuk pekerjaan yang sejenis dilain kesempatan , karya mereka mempertimbangkan keahlian lain yang terkait dengannya bisa diterapkan dan bisa menghasilkan karya yang optimal. Terutama jangan sampai ada kerja ulang yang tidak perlu.
Bisa mempelajari keahlian secara umum atau menejerial yang tentunya diperlukan selain keahlian khusus yang sudah dimiliki.
Memacu untuk peningkatan kemampuan diri dengan kesadaran menjadi anggota tim yang baik dalam segala bidang agar diakui sebagai anggota tim yang memberikan kontribusi yang pantas diberikan sebagai masing-masing anggota tim.

Sikap masa bodoh, merupakan penghambat kerjasama tim yang tentunya sudah jelas merugikan diri sendiri dan tim. Tentunya sifat ini akan mendapat sanksi dari anggota tim baik yang nyata maupun yang secara tidak nyata.

Kerja sama tim memang tidak mudah dan perlu perekat agar tim benar-benar solid. Salah satu unsur perekat yang baik ialah,paling tidak mempunyai kesamaan cara pandang/prinsip hidup dalam berkarya, dalam bahasa umum disebut visi dan misi.
Teamwork, perlu pembelajaran dan tidak semudah itu bisa dicapai, terutama bila anggota tim yang terlibat belum dan tidak terbiasa bekerja sebagai tim. Jadi diperlukan keahlian khusus untuk bisa bekerja sebagai teamwork selain keahlian khusus yang dimiliki dalam bidangnya.
Tentunya teamwork bukan hal yang terlalu sulit karena dalam kehidupan kita sehari hari kita harus bisa bekerjasama dalam hal-hal yang baik.
Dalam pertemanan, kehidupan berkeluarga/keluarga besar dan lingkungan sosial dimana kita berada tentunya kita sudah terbiasa dengan kerjasama sebagai tim.
Dan reward dan punishmentnya pun pasti terjadi dalam kehidupan sehari hari, jadi teamwork bukan sesuatu yang baru secara mentalitas.
Hanya memang teamwork secara teknis pelaksanaan kadang ada hal-hal baru yang perlu dipelajari lebih lanjut ketika pekerjaan tersebut makin spesifik.
Jadi jika kita bisa bergabung dengan tim dimana anggotanya merupakan orang - orang yang bisa diperhitungkan alias mumpuni merupakan suatu anugrah dimana kita bisa banyak belajar dan mengambil hikmahnya.
Kerjasama tim yang baik selain memberikan manfaat pembelajaran kepada semua anggota tim sekaligus asset yang berharga untuk organisasi, dimana organisasi/perusahaanpun perlu terus belajar atau yang biasa dalam istilah menejemen disebut " Learning Organization".

Teamwork, bisa berjalan bila lingkungannya mendukung untuk itu oleh karena itu perlu dipelihara budaya teamwork dan upaya upaya agar tetap berjalan dan selalu ditingkatkan. Dan para pelaku teamwork bisa merasakan manfaat langsung dari teamwork yang dilakukan, maanfaat tidak langsung tentunya harus sudah disadari oleh masing-masing para pelaku yang merupakan asset atau image yang berharga bagi para pelaku dimata para pemakai jasa mereka. Kalau di marketing ada brand image di masyarakat ada name image alias reputasi.


Semua itu mudah dan mau untuk dilaksanakan bila kita menyadari itu bermaanfaat bagi kita, yang sulit bila merasa itu tidak bermaanfaat dan lebih baik melakukan manfaat-maanfaat sesaat bukan untuk jangka panjang. Atau dengan istilah pembenaran -pembenaran untuk menolak kerjasama tim dan hanya mengambil maanfaat dari tim.
Mana yang lebik baik tentunya diserahkan masing-masing kepada personil yang bersangkutan yang melaksanakan dan kemampuan berpikir dan menganalisa terhadap persoalan yang dihadapi serta pengalaman - pengalaman pribadi.
Yang jelas dalam pendidikan budi pekerti dan secara agama selalu di ajarkan hal-hal yang baik yang merefleksikan mengenai kerjasama.
Seperti Sillahturami, tentunya bisa bekerjasama dan saling mengormati terkandung didalamnya.Dan maanfat dari sillahturami bila kita lakukan dengan benar tidak perlu dipertanyakan lebih lanjut.
Melayani, artinya secara tidak langsung bekerjasama dengan pihak -pihak lain. Dengan melayani sebenarnya kitapun dilayani, pada umumnya apa yang kita terima merupakan cermin dari perbuatan kita.
Berbuat baik tentunya yang akan didapat perbuatan baik pula.
Semoga semua mahluk berbahagia, yah artinya bekerjasama dengan mereka untuk memperbaiki diri mereka masing-masing agar mencapai kebahagian.
Apakah kerjasama tim saja cukup untuk berhasil? Tentu saja tidak, paling tidak kita telah melakukan satu langkah yang berarti dan diperlukan untuk melanjutkan langkah langkah berikutnya yang didasari dengan niat yang baik akan menghasilkan hasil yang baik.
Terutama kebaikkan yang bisa dirasakan oleh kita maupun sesama anggota tim dan akan lebih baik lagi bila dirasakan oleh semua yang ada dilingkungan dimana kita berada.





Minggu, 05 April 2009

Melaksanakan yang kita tidak suka?

Kebanyakan dari kita tentunya lebih menyukai sesuatu yang kita sukai, terutama di waktu luang.

Tentunya semua ingin pada kondisi yang kita suka dan menyenangkan bagi kita. Tetapi dalam kehidupan sebenarnya, tidak pernah ada kondisi seperti itu.

Semua pilihan yang menyenangkan mempunyai konsekwensi logis akan hal-hal yang tidak menyenangkan dan mungkin kita tidak suka mengerjakannya.

Semakin besar nilai menyenangkannya semakin besar pula hal-hal yang tidak menyenangkan yang harus kita hadapi.

Sederhananya bila kita mempunyai tujuan, tentunya dan biasanya kita memilih apa yang sesuai dengan keinginan kita.
Sehingga apa yang kita kerjakan atau lakukan pasti menyenangkan bagi kita walaupun mungkin sedikit meletihkan.
Tentunya dalam menentukan tujuan kita mesti memperkirakan hal-hal yang kurang kita sukai dan tetap mesti kita lakukan agar mencapai tujuan itu atau ada bayarannya untuk itu bila kita meminta jasa orang lain.
Dalam perjalanan mencapai tujuan ada hal-hal diluar prediksi kita bisa terjadi yang mungkin kita tidak menyukainya dan tidak menyenangkan bagi kita dan mungkin tidak bisa diwakili oleh orang lain untuk mengerjakannya.

Contoh sederhananya dalam kehidupan sehari hari, bila kita mempunyai/suka berkendaraan ada hal-hal yang mungkin kita tidak sukai seperti waktu yang lama ketika menservice kendaraan, atau ketika kendaraan bermasalah di jalanan
Bila berumah tangga, tentunya ada kewajiban - kewajiban yang harus dilakukan walaupun mungkin kurang menyenangkan seperti kadang-kadang perlu mengalah walaupun anda benar karena kondisinya memang saat itu harus begitu untuk menghindari pertengkaran dan dilain waktu ketika kondisi mendukung baru dibahas baik baik


Memegang posisi dalam suatu jabatan ada waktunya kita harus mengerjakan hal itu sendiri karena mungkin kalau salah berakibat fatal atau belum bisa di delegasikan, atau bersifat rahasia atau mungkin memang termasuk tugas yang harus dilakukan. (Job Description).

Menjadi konsultan, harus mempelajari hal-hal yang mendukung pekerjaan konsultan tersebut walaupun mungkin untuk hal-hal ini kurang menyenangkan tetapi wajib harus dilakukan jika ingin tetap eksis misalnya peraturan-peraturan baru.
Tentunya contoh -contoh diatas hanya mencerminkan sebagian dari yang ada dan semoga bisa menjadi bahan renungan untuk apa yang kita hadapi saat ini atau apa yang kita cita citakan untuk kedepan, tetapi kita enggan melakukannya walaupun itu syarat mutlak.
Pada intinya tidak mungkin hanya mengerjakan hal-hal yang menyenangkan kita tanpa mau mengerjakan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Bila hal-hal tidak menyenangkan itu wajib tentunya harus dilakukan sehingga hal-hal yang menyenangkan menjadi tetap eksis.
Disinilah kita bisa dinilai apakah mempunyai komitmen dan bertanggung jawab atas pilihan atau kondisi yang kita terima atau hadapi.

Mengerjakan apa yang kita sukai dan tidak melakukan apa yang kita tidak sukai walaupun itu wajib kita lakukan dan seharusnya menjadi tanggung jawab kita, merupakan ke tidak dewasaan secara mental

Tentunya tingkat kedewasaan itu pun relatif, yang paling tidak parah yah tidak merugikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri untuk jangka panjang.

Semakin banyak kesenangan yang ingin diraih semakin banyak "bayaran yang benar" harus kita keluarkan apabila "bayarannya dengan cara -cara tidak benar" tentunya kesenangan yang didapat tidak akan bertahan lama dan malah merugikan diri sendiri untuk masa depan.

Pekerjaan yang tidak menyenangkan akan tidak terasa tidak terlalu menyenangkan apabila kita mempunyai tujuan yang baik serta menyadari kewajiban dan tanggung jawab yang harus kita pikul atas kesenangan yang kita peroleh agar tetap eksis atau apabila ketidak senangan merupakan syarat mutlak yang harus dikerjakan untuk meraih kesenangan yang hendak kita capai tentunya tidak bisa dihindari.

Melaksanakan yang kita tidak suka merupakan bagian dari melaksanakan yang kita suka, hanya tentunya porsinya beda beda dan tingkat ketidak sukaannya pun berbeda beda sehingga kadang -kadang tidak terasa ketidak sukaannya terhapus oleh suka yang kita terima/ yang kita bayangkan akan terima.
Oleh karena itu diperlukan tujuan dan mengerjakan apa yang kita tidak suka kalau itu merupakan syarat mutlak sebagai pendamping menggenapi dari hal-hal yang kita sukai yang kita kerjakan untuk mencapai tujuan. Termasuk tentunya berpikir dan mengevaluasi diri.




Sabtu, 04 April 2009

Mubazir dan ketidak tahuan


Mubazir, itu yang sering kita dengar bila seseorang melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu atau tidak memberikan nilai tambah. Umumnya kata mubazir ditekankan pada material yang terbuang yang sebenarnya dapat digunakan lebih effisien.

Seberapa banyak mubazir yang sebenarnya terjadi pada suatu aktivitas kegiatan umumnya tidak mudah untuk diketahui, yang umum diketahui yang tampak dipermukaan saja umumnya. Pada proses perencanaan umumnya lebih sukar dideteksi dan pada proses pelaksanaan umumnya lebih mudah diketahui.

Mubazir, tentunya suatu pemborosan pada sumber daya yang ada. Dimana tentunya pertama yang dirugikan adalah pelaku aktifitas, sesuai dengan pengertian proses mata rantai tentunya yang dirugikan bukan hanya pelaku pertama tetapi para pelaku yang terlibat untuk proses berikutnya ataupun yang terkait secara langsung dengan adanya aktifitas tersebut.

Para pelaku tidak aktifpun sebenarnya dirugikan dengan adanya mubazir ini, dikarenakan mubazir; membuang -buang sumber daya nasional/negara dan ujung ujungnya sumber daya dunia. Tentunya dampak mubazir tergantung skala aktifitas dan volume aktifitasnya.

Jika sumber daya terbuang percuma, pada tingkat nasional tentunya akan meningkatkan angka inflasi dan mubazir sebenarnya lebih parah dari korupsi kalau dilihat dari perekonomian. Mubazir, sumber daya terbuang percuma, korupsi memang merugikan akan tetapi sumber daya akan kembali ke masyarakat dan memutar roda ekonomi atau sektor riel. Tetapi tentunya, korupsi tidak baik dari segi manapun. Pada saat -saat krisis gobal/finansial seperti ini kita memerlukan uang agar sektor riel bergerak dan jika kumulatif mubazir ini bisa dihindari tentunya bisa mengurangi tekanan krisis yang ada.

Untuk Global terutama yang sederhana, mubazir terhadap sumber daya alam yang terbatas tidak bisa diperbarui seperti sektor pertambangan akan meningkatkan harga jual yang sebenarnya tidak perlu dan pertimbangan sumber daya alam yang terbatas.

Gerakan penghematan energi listrik yang dihimbau untuk dilakukan belum lama ini, ternyata berdasarkan kalkulasi angka cukup besar.

Untuk jaman globalisasi makin terasa bahwa kita semua termasuk keluarga besar, sehingga komulatif mubazir yang terjadi merugikan kita semua karena dampaknya sedikit banyak akan merugikan kita.

Mubazir ini terjadi sebagian dikarenakan kemasa bodohan dari pelaku aktifitas, tetapi pada saat ini dimana persaingan begitu tajam dan bila tetap ingin eksis tentunya tidak akan dibiarkan terjadi sehingga tentunya harusnya kecil jumlahnya.

Yang umumnya terjadi mubazir ini adalah dari ketidak tahuan kita, sehingga timbul mubazir. Dan ini sesuatu yang umum terjadi, walupun telah melakukan yang terbaik saat itu dan cara -cara yang terbaik saat itu dikarenakan cara-cara atau pengetahuan berkembang, sehingga yang tadinya pada saat itu yang terbaik menjadi bukan yang terbaik pada masa depan. Persoalannya, apakah kita telah melakukan yang terbaik dan cara-cara terbaik yang ada saat ini secara optimal serta memiliki pengetahuan yang memang dibutuhkan untuk menunjang profesi kita pada saat ini?

Paling tidak kita tahu mubazir itu merugikan kita semua.