Kamis, 29 Juli 2010

*ENCOURAGEMENT* - Appreciative Inquiry-‏


*ENCOURAGEMENT*

Semoga tulisan di bawahbermanfaat bagi guru-guru dan kita semua selaku pendidik di keluarga kita *RHENALD KASALI ** Thursday, 15 July 2010*

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolahtempat anak saya belajar di Amerika Serikat. * Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itutelah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali.Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada sayadan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. *Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibuguru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.**BUDAYA MENGHUKUM * Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. "Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya. "Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris,saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita. Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya danpenguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalanbegitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya seringsaya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. * Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalamifrustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: KARAKTER yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal. Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.


*MELAHIRKAN KEHEBATAN*

Bisakah kita mencetak orang orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah. Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.* Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*)

* *RHENALD KASALI*

Minggu, 25 Juli 2010

CIRI CIRI MANUSIA BERJIWA SEHAT

Disarikan dari : National Mental Health Association, Virginia 1988


1. Adanya perasaan senang terhadap diri sendiri


- Tidak dikendalikan oleh emosi emosi: takut, marah,cinta, irihati,rasa bersalah, atau khawatir


-Dapat menerima kekecewaan


-Memiliki sikap toleran, santai terhadap diri sendiri & orang lain.


-Tidak merendahkan atau menilai berlebihan terhadap kemampuan diri sendiri


-Dapat menerima kelemahan diri sendiri


-Memiliki rasa harga diri



-Merasa mampu mengatasi berbagai masalah.


-Menikmati peristiwa sehari-hari yang sederhana.


2.Merasa nyaman berada bersama orang lain.

- Mampu memberi kasih sayang dan perhatian terhadap orang lain.


-Memiliki hubungan pribadi yang memuaskan dan tetap.


-Menyenangi dan percaya kepada orang lain, dan merasa bahwa orang lain pun akan menyenangi dan percaya kepadanya.

-Menghargai perbedaan - perbedaan yang ada pada orang lain.


-Tidak mencari manfaat dari orang lain dan menolak untuk dimanfaatkan oleh orang lain.





3.Mampu memenuhi tuntutan hidup.
- Berusaha mengatasi masalah yang timbul.
-Menerima yang menjadi tanggung jawabnya.
-Membentuk lingkungan, bila memungkinkan mengadakan penyesuaian yang diperlukan.
-Membuat rencana kedepan dan tidak takut menghadapi masa depan.
-Menerima pengalaman - pengalaman dan gagasan - gagasan baru.
-Memanfaatkan kemampuan - kemampuan yang dimiliki.
-Menentukan tujuan - tujuan yang realistik untuk diri sendiri.
-Mampu mengambil keputusan sendiri
-Merasa puas telah melaksanakan usaha terbaik dalam segala hal yang dikerjakan.
Sumber: Mutiara Dhamma XV (Editor: ir. Lindawati T. Kiriman :Adhipateyya Khanti IKa, Bandung)
Setuju artikel diatas? Bila setuju kita termasuk sehat atau tidak? hehehe.....

Tabung Gas Berbunga Kematian Tidak Perlu Terjadi

Gerakan penggunaan Gas sebagai pengganti minyak tanah yang dilakukan pemerintah sudah dilakukan dan boleh dikatakan berhasil. Tentunya penghematan tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat yang beralih dari kompor minyak tanah ke penggunaan gas dengan tabung alias tabung gas.


Penulis pernah ngobrol ngobrol dengan pedagang bakmi di pinggir jalan yang mengatakan pemakaian gas jauh lebih hemat daripada menggunakan minyak tanah (angka pastinya aku lupa). Yang pasti masyarakat mendapatkan keuntungan dan tujuan pemerintah tercapai untuk effisiensi alias dapat menabung.

Akan tetapi banyak berita yang memberikan tabung gas meledak sehingga "berbunga" petaka ataupun sampai menyebabkan kematian. Belum lagi ketakutan yang timbul bagi pengguna tabung gas, yang nilainya tidak bisa diukur dari materi alias uang. Sehingga tujuan menjadi tidak effektif dan malah tidak effisien jika tabung gas meledak. jangankan menabung malah mengalami kerugian materi dan moril.

Penyebab tabung gas meledak menurut berita kebocoran dari tabung gas atau selang regulator.

Hal ini tentunya perlu usaha untuk mencegah kejadian ini terulang, dimana disarankan masyarakat membeli produk yang berlabel SNI (Standar Normalisasi Indonesia). Ini langkah pencegahan cukup baik tapi belum cukup, alangkah baiknya produk - produk yang tidak masuk kedalam kriteria SNI atau tidak SNI ditarik dari pasar. Dan para pelaku bisnis yang memproduksi tabung gas dan selang regulator yang sudah terlanjur memasarkan dan tidak memenuhi syarat teknis sepatutnya menarik produk yang sudah beredar.

Hendaknya produsen menyadari akibat yang ditimbulkan bila produk tidak sesuai dengan tingkat keamanan yang diisyaratkan. Untuk hal ini dengan pandangan yang positif, bisa dikatakan produsen tidak menguasai atau belum tahu persyaratan yang harus dipenuhi tidak semata mata mencari keuntungan sebesar besarnya atau memaksakan agar produk bisa memenuhi harga yang sudah ditentukan.

Diharapkan para terkait, produsen, penjual ,pemerintah serta masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan jangan sampai terjadi petaka terulang.

Jangan masalah teroris dengan bomnya digantikan dengan tabung gas sebagai pengganti bom dirumah kita masing masing yang mungkin saja terjadi. Tentunya hal ini berlebihan :-)

Apabila untuk hari hari kedepan masih ada berita terjadi ledakan tabung gas karena tabungnya atau selang regulator bocor artinya produsen,penjual, pemerintah dan termasuk masyarakat pengguna yang masih menggunakan produk dengan tiada label SNI masih mementingkan segi materi untuk menabung koceknya masing masing. Walaupun tentunya label SNI pun bisa dipalsukan tidak menutup kemungkinan.

Bila kita berbicara "tabung gas" alias menabung tentunya perlu di bahas soal biaya yang ada hubungannya yang bisa ditabung.:-)


Biaya yang diperlukan pemerintah untuk mencegah atau mengambil tindakkan yang tegas dengan operasi pasar hal ini mungkin cukup besar.

Masyarakat pengguna tabung gas yang tidak mampu untuk beralih dari tabung gas dan selang regulator yang belum memenuhi syarat ke yang memenuhi syarat tentunya biayanya dirasa cukup besar.

Produsen yang belum mampu untuk memproduksi tabung dan selang dan regulator tentunya perlu tenaga ahli yang mampu memproduksi sesuai syarat yang ditentukan atau kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan dengan tidak memproduksi lagi. Atau menarik semua produknya dipasar atau yang belum dipasarkan tidak dipasarkan apabila tidak memenuhi syarat, terutama tentunya tidak mencoba menggunakan label SNI aspal alias asli tapi palsu, tentunya akan mengalami kerugian yang cukup besar.

Semua yang terkait hendaknya memikirkan kerugian yang cukup besar yang terjadi di masyarakat daripada hanya memikirkan materi.

Secara naif apabila pencegahan petaka tersebut tidak dapat dicegah karena semua pihak terkait hanya memikirkan materi. apa perlu dilakukan gerakan penggalangan dana nasional sebagai "bunga" dari gerakan penggunaan "tabung" gas? Penggalangan dana dari masyarakat seperti gerakan "Pripta Mulyasari" untuk menutup semua kerugian ataupun biaya yang harus dikeluarkan dari pihak pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini. Tentunya hal ini tidak perlu terjadi dan berita berita tabung gas meledak tidak ada lagi. Sehingga gerakan "Tabung" gas "Berbunga" Manfaat" bagi semua pihak terkait.

Sebenarnya masalah ini masalah kecil bila masing - masing pihak terkait ada itikad baik dan secara serius untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dengan mengambil hikmah dari peristiwa peristiwa yang sudah terjadi. Hendaknya kita tidak hanya berfokus dengan penyelesaian masalah masalah besar tapi mengabaikan penyelesaikan masalah walaupun sederhana atau kecil tapi berdampak besar serta meresahkan bagi masyarakat.

Peristiwa tabung gas meledak saat ini tentunya sudah menjadi masalah besar karena hampir semua masyarakat pengguna tabung gas menjadi resah dengan berita berita yang ada, sehingga mereka was was jangan jangan di tempat mereka menyimpan bom alias tabung gas.

Kita berharap pihak pihak terkait bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya dan masih mempunyai nurani sehingga bisa diselesaikan secepatnya, terutama tentunya kita berharap terutama pada pihak pemerintah.
Hingga kita tidak perlu dipermalukan oleh bangsa lain karena tabung gas dan tidak merasa terterror oleh tabung gas.
Semoga masalah ini cepat terselesaikan.



Jumat, 23 Juli 2010

Suara Hati Dunia: Such Is Life

Suara Hati Dunia: Such Is Life

Such Is Life

REFLECT ON THESE AND AIM FOR A GOOD LIFE.

We never get what we want,We never want what we get, We never have what we like, We never like what we have.And still we live & love. That's life...


The best kind of people, Is the kind you can sit on a porch and swing with,
Never say a word,
And then walk away feeling like it was the best conversation you've ever had.

It's true that we don't know
What we've got until it's gone,
But it's also true that we don't know What we've been missing until it arrives.


Giving someone all your love is never an assurance that they'll love you back!

Don't expect love in return; Just wait for it to grow in their heart,

But if it doesn't, be content it grew in yours.



It takes only a minute to get a crush on someone,
An hour to like someone,
And a day to love someone,
But it takes a lifetime to forget someone.


Don't go for looks; they can deceive.

Don't go for wealth; even that fades away.

Go for someone who makes you smile,

Because it takes only a smile to
Make a dark day seems bright.

Find the one that makes your heart smile!



May you have Enough happiness to make you sweet,

Enough trials to make you strong,

Enough sorrow to keep you human,

And enough hope to make you happy.



Always put yourself in others' shoes.

If you feel that it hurts you,

It probably hurts the other person, too



The happiest of people

Don't necessarily have the best of everything;

They just make the most of everything that comes along their way.

Happiness lies for
Those who cry,

Those who hurt,
Those who have searched,

And those who have tried,

For only they can appreciate the importance of people

Who have touched their lives.




When you were born, you were crying

And everyone around you was smiling.

Live your life so that when you die,

You're the one who is smiling
And everyone around you is crying.


Sumber: Email from: Sjeane Tera (sjeanetera@yahoo.com).Thx Sjeane


















7 UP for success


7 kata "UP" untuk sukses :


1. WAKE UP ( bangun ), Tdk peduli berapa kali kita gagal,tapi jika kita lebih banyak bangun & memulai lagi,kita akan sukses.


2. DRESS UP ( berhias ). Kecantikan dr dalam jauh lebih penting drpd sekedar hiasan luar yg sementara,miliki mentalitas berkelimpahan,hasil dr suatu harga diri & rasa aman yg dalam..ini akan menghasilkan kesediaan utk berbagi penghormatan, keuntungan, dan tanggung jawab.


3. SHUT UP ( berhenti bicara ). Berhentilah bicara ttg kesuksesan masa lalu,sudah saatnya fokus kan diri utk kesuksesan masa depan.


4. STAND UP ( berdiri ). Berdirilah teguh pada keyakinan awal bahwa kita pasti berhasil.

5. LOOK UP ( pandanglah ). Saat peresmian Disney Land,seorg wartawan bertanya pada istri almarhum Walt Disney "Bagaimana perasaan bapak saat melihat impiannya telah jadi kenyataan dgn dibukanya Disney Land ini?" Istri Walt Disney menjawab "Ia telah melihat ini semua terjadi jauh sebelum proyek ini terbentuk"..Lihatlah semua impian kita dalam imajinasi kita seakan2 semuanya telah terjadi.


6. REACH UP ( capailah ). Capailah sesuatu yg lebih tinggi dari prestasi sebelumnya karena itu menandakan bahwa kita memang bertumbuh.


7. LIFT UP ( naikkan ). Naikkan semua impian kita dlm bentuk doa ucapan syukur seakan2 semua telah terjadi...


Semoga hari ini kita bisa sama2 belajar menanamkan semangat 7UP yang akan membantu kita & sesama mencapai sukses.
Sumber: Email from Sjeanetera (sjeanetera@yahoo.com).Thanks Sjeanne