Selasa, 17 Agustus 2010

HUT Kemerdekaan RI ke 65

Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65 telah tiba. Seperti biasanya upacara upacara rutin yang diadakan setiap HUT tentunya dilakukan dan dirayakan.
Tentunya makna kemerdekaan akan berbeda beda di rasakannya oleh masyarakat. Yang umum dirasakan biasanya acara hiburan atau kegiatan keramaian yang diselenggarakan dalam menyambut Hari Kemerdekaan
Renungan Hari Kemerdekaan tentunya diselenggarakan tetapi jumlahnya tidak sebanyak perayaan acara keramaian.

Bung Karno, Bapak Proklamator-Founding Father Presiden Pertama Republik Indonesia selalu menekankan aspek pembangunan karakter bangsa (Nation Character) yang selalu harus dilakukan alias diperjuangkan secara terus menerus sehingga Kemerdekaan kita dapat terus jaya dan dipertahankan. Beliau telah melihat jauh kedepan.


Mungkin karena beliau terlibat langsung dalam memperjuangkan kemerdekaan dan tentunya pemimpin atau tokoh bangsa RI yang lain selain beliau banyak yang baik. Yang kebetulan dalam artikel ini kita hanya mencoba menelaah bagaimana karakter bangsa dengan Kemerdekaan dan mempertahankan Kemerdekaan dimana mengenai karakter bangsa dicetuskan oleh beliau.
Beliau melihat secara "kedalam ", kedalam diri kita masing masing sebagai anak bangsa yang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan.
Dimana Kemerdekaan dan mempertahankan Kemerdekaan diupayakan oleh bangsa kita yang tidak mungkin didapatkan secara gratis, yang tentunyakita tidak melupakan atas rahmat yang diberikanNya.
Kemerdekaan tidaklah diusahakan oleh sekelompok orang saja tetapi oleh segenap bangsa yang bercita cita yang sama dan berkorban untuk mendapatkannya. Secara umum kita bisa melihat bilamana kita dalam kesusahan kita akan lebih bersatu, yang tentunya dalam kasus tertentu segelintir kelompok atau orang mengambil keuntungan dari kesusahan kelompoknya. Dan yang lebih sulit bila dalam kesenangan biasanya kelompok yang tadinya bersatu dalam kesusahan menjadi terpecah karena sebagian anggota kelompok atau orang ingin berebut porsi yang besar dengan cara yang tidak benar dalam meraih kesenanganan sehingga melemahkan kesatuan yang telah terbentuk.
Saat ini kita telah mencapai Kemerdekaan dan telah mencapai usia Kemerdekaan 65 tahun. Tentunya kita sebagai anak bangsa pelaku mempertahankan Kemerdekaan harus jauh lebih dewasa agar tetap dapat mempertahankan Kemerdekaan ini.
Realisasinya, masih ada sekelompok anak bangsa hanya mengambil keuntungan - keuntungan dengan jalan tidak benar sehingga merusak kesatuan yang ada.
Dengan mengambil hikmah Hari Kemerdekaan, Keberhasilan yang besar hanya dapat tercapai dengan dilakukan bersama sama, sinergi.
Karakter sangat mempengaruhi untuk mencapai dan mempertahankan keberhasilan yang ada, baik secara personil maupun kelompok.
Keberhasilan yang ada harus disikapi dengan baik dan bijaksana sehingga tidak terperosok kedalam keberhasilan yang semu.
Marilah kita tetap Bersatu dan membangun karakter bangsa baik untuk diri kita sendiri ataupun menjadi teladan bagi anak bangsa yang lain dan dapat menghargai para pendahulu kita, baik itu pendahulu yang merebut Kemerdekaan maupun orang orang yang telah berjasa bagi hidup kita, baik itu guru, sahabat, orang tua dan orang orang yang telah berjuang sehingga dapat memberi hidup yang lebih baik bagi sesamanya.
Bagaimana peran kita masing masing dalam mempertahankan Kemerdekaan sehingga Pancasila dapat dirasakan lebih banyak masyarakat sangatlah menentukan oleh karena itu karakter bangsa ditentukan oleh kita masing masing sebagai anak bangsa.
Sekecil apapun riak ,peran yang kita mainkan sangatlah berarti, bila masing masing berlaku dan menyumbangkan hal yang positif akan menjadi gelombang besar yang dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi bangsa.

Semoga kita dapat memberikan sumbangsih yang berguna bagi negara Republik Indonesia Tercinta Indonesia ini dan senantiasa kita diberikan kekuatan untuk melakukan hal hal terbaik dan menyikapi dengan positif dan bijaksana semua persoalan yang ada sehingga dapat mempertahan Kesatuan yang ada, sehingga dapat bermanfaat bagi Negara dan paling tidak kita dapat berguna bagi dan bermanfaat serta mendatangkan kebaikkan bagi orang orang di sekeliling kita dan sesuai di jalanNya.

Sebagai bahan renungan kita bersama, apabila kita pernah berteduh dibawah pohon yang rindang dan kita merasa nyaman atas keteduhan yang diberikan pohon tersebut, pernahkah kita ingat akan siapa yang menanam dan merawat atas pohon tersebut? Dan mengucapkan syukur kepada yang menanamnya? Atau mengucapkan syukur atas kebesaranNya?

Mari Kita mulai bersama sama mengisi Kemerdekaan dengan hal hal positif dan memperhatikan hal hal sederhana yang terlupakan yang ternyata secara essensial bagian dari pembentukkan karakter bangsa sehingga kita masing masing menjadi lebih baik , dapat memberikan hidup kita lebih berguna baik untuk diri kita, sesama dan bangsa kita sendiri maupun bangsa bangsa lain untuk membangun dunia yang lebih baik.

SELAMAT HUT HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA YANG KE 65,

BERSATU KITA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

DAN

BERPARTISIPASI

UNTUK MEMBANGUN DUNIA YANG LEBIH BAIK











Selasa, 10 Agustus 2010

Saling memaafkan dan Ibadah Puasa


Bulan Ramadhan sudah tiba, umat muslim akan menyambut bulan suci yang penuh rahmat dengan menjalankan ibadah puasa.
Sudah menjadi hal rutin sebelum menjalankan Ibadah Puasa, umat muslim saling maaf memaafkan. Proses untuk meminta maaf dan memaafkan (saling memaafkan) sangat mengandung arti yang sangat mendalam dan terkadang karena telah menjadi rutinitas setiap tahun proses sakral ini kadang kurang terhayati bagi para pelaku.
Proses meminta maaf, merupakan proses dimana kita mengakui bahwa kita tidak terlepas dari kesalahan dan yang sangat luar biasa kita berani merendahkan hati kita dengan membuang ego kita untuk meminta maaf.
Proses meminta maaf yang dilakukan dengan sungguh sungguh dan tulus tentunya memerlukan kebesaran jiwa dan kerendahan hati yang sangat mendalam. Dan tentunya tidak mudah.
Proses meminta maaf yang dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa merupakan proses awal dari ibadah puasa itu sendiri sebelum kita menjalankan ibadah puasa, sehingga kita membuang ego kita dan dengan kerendahan hati dapat menjalankan ibadah puasa dengan hati dan pikiran yang jernih/bersih untuk minta keridhoanNya.
Proses memaafkan yang dilakukan dengan tulus sama tidak mudahnya dengan meminta maaf. Proses memaafkan membuang ego kita sehingga tidak ada keangkuhan dalam diri kita dimana tidak ada kotoran kotoran batin yang tersimpan dan tersisa didalam diri kita dalam persiapan menghadapNya dalam melakukan ibadah Puasa.
Proses saling meminta maaf merupakan proses pencucian batin sehingga tidak ada kotoran kotoran batin yang tersisa, batin menjadi bersih dalam menjalankan ibadah Puasa. Dalam melakukan ibadah dan menghadapNya tentu diupayakan batin ini sebersih mungkin sehingga dengan segala kerendahan hati kita menghadapNya dan minta keridhoanNya.
Selamat menjalankan Ibadah Puasa bagi yang menjalani , semoga Amal dan Ibadahnya dapat diterimaNya.

Rabu, 04 Agustus 2010

8x3 = 23


Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumunin banyak orang.
Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24?
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata:"Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata:"Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".
Yan Hui:"Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?"Pembeli kain:"Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"Yan Hui:"Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu".
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius.
Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia
"Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.
Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya.Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
]
Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasehat: "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.
"Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang. Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba teringat nasehat Confusius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu.Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.
Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti.Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba di rumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya.Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya.
Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh.Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur di samping istrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata:"Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?
"Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung di bawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh".
Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu.Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.
Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?
"Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun.
Murid benar2 malu."Sejak itu, kemana pun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.
Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting.Banyak hal ada kadar kepentingannya.
Janganlah gara-gara bertaruh mati-matian untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, dan sudah terlambat.Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang.
Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti)
Bersikeras melawan boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat penilaian bonus akhir tahun, kita akan mengerti)
Bersikeras melawan istri. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Istri tidak mau menghiraukan kamu, semua harus "do it yourself")
Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Bisa-bisa kita kehilangan seorang teman)..
Sunber: email from:sjeanetera@yahoo.com
Unsur kemanusiaan yang sangat tinggi tapi perlu disikapi dengan hati hati dan bijaksana. Dalam menjalankan tugas porsi orientasi kemanusiaan dan porsi orientasi tugas perlu dikaji secara bijaksana dan kasus yang dihadapi. Keras belum tentu buruk, lembut belum tentu baik atau sebaliknya. Paling tidak artikel diatas dapat membuat kita lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

Kamis, 29 Juli 2010

*ENCOURAGEMENT* - Appreciative Inquiry-‏


*ENCOURAGEMENT*

Semoga tulisan di bawahbermanfaat bagi guru-guru dan kita semua selaku pendidik di keluarga kita *RHENALD KASALI ** Thursday, 15 July 2010*

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolahtempat anak saya belajar di Amerika Serikat. * Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itutelah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali.Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada sayadan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. *Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibuguru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.**BUDAYA MENGHUKUM * Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. "Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya. "Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris,saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita. Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya danpenguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalanbegitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya seringsaya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. * Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalamifrustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: KARAKTER yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal. Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.


*MELAHIRKAN KEHEBATAN*

Bisakah kita mencetak orang orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah. Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.* Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*)

* *RHENALD KASALI*

Minggu, 25 Juli 2010

CIRI CIRI MANUSIA BERJIWA SEHAT

Disarikan dari : National Mental Health Association, Virginia 1988


1. Adanya perasaan senang terhadap diri sendiri


- Tidak dikendalikan oleh emosi emosi: takut, marah,cinta, irihati,rasa bersalah, atau khawatir


-Dapat menerima kekecewaan


-Memiliki sikap toleran, santai terhadap diri sendiri & orang lain.


-Tidak merendahkan atau menilai berlebihan terhadap kemampuan diri sendiri


-Dapat menerima kelemahan diri sendiri


-Memiliki rasa harga diri



-Merasa mampu mengatasi berbagai masalah.


-Menikmati peristiwa sehari-hari yang sederhana.


2.Merasa nyaman berada bersama orang lain.

- Mampu memberi kasih sayang dan perhatian terhadap orang lain.


-Memiliki hubungan pribadi yang memuaskan dan tetap.


-Menyenangi dan percaya kepada orang lain, dan merasa bahwa orang lain pun akan menyenangi dan percaya kepadanya.

-Menghargai perbedaan - perbedaan yang ada pada orang lain.


-Tidak mencari manfaat dari orang lain dan menolak untuk dimanfaatkan oleh orang lain.





3.Mampu memenuhi tuntutan hidup.
- Berusaha mengatasi masalah yang timbul.
-Menerima yang menjadi tanggung jawabnya.
-Membentuk lingkungan, bila memungkinkan mengadakan penyesuaian yang diperlukan.
-Membuat rencana kedepan dan tidak takut menghadapi masa depan.
-Menerima pengalaman - pengalaman dan gagasan - gagasan baru.
-Memanfaatkan kemampuan - kemampuan yang dimiliki.
-Menentukan tujuan - tujuan yang realistik untuk diri sendiri.
-Mampu mengambil keputusan sendiri
-Merasa puas telah melaksanakan usaha terbaik dalam segala hal yang dikerjakan.
Sumber: Mutiara Dhamma XV (Editor: ir. Lindawati T. Kiriman :Adhipateyya Khanti IKa, Bandung)
Setuju artikel diatas? Bila setuju kita termasuk sehat atau tidak? hehehe.....

Tabung Gas Berbunga Kematian Tidak Perlu Terjadi

Gerakan penggunaan Gas sebagai pengganti minyak tanah yang dilakukan pemerintah sudah dilakukan dan boleh dikatakan berhasil. Tentunya penghematan tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat yang beralih dari kompor minyak tanah ke penggunaan gas dengan tabung alias tabung gas.


Penulis pernah ngobrol ngobrol dengan pedagang bakmi di pinggir jalan yang mengatakan pemakaian gas jauh lebih hemat daripada menggunakan minyak tanah (angka pastinya aku lupa). Yang pasti masyarakat mendapatkan keuntungan dan tujuan pemerintah tercapai untuk effisiensi alias dapat menabung.

Akan tetapi banyak berita yang memberikan tabung gas meledak sehingga "berbunga" petaka ataupun sampai menyebabkan kematian. Belum lagi ketakutan yang timbul bagi pengguna tabung gas, yang nilainya tidak bisa diukur dari materi alias uang. Sehingga tujuan menjadi tidak effektif dan malah tidak effisien jika tabung gas meledak. jangankan menabung malah mengalami kerugian materi dan moril.

Penyebab tabung gas meledak menurut berita kebocoran dari tabung gas atau selang regulator.

Hal ini tentunya perlu usaha untuk mencegah kejadian ini terulang, dimana disarankan masyarakat membeli produk yang berlabel SNI (Standar Normalisasi Indonesia). Ini langkah pencegahan cukup baik tapi belum cukup, alangkah baiknya produk - produk yang tidak masuk kedalam kriteria SNI atau tidak SNI ditarik dari pasar. Dan para pelaku bisnis yang memproduksi tabung gas dan selang regulator yang sudah terlanjur memasarkan dan tidak memenuhi syarat teknis sepatutnya menarik produk yang sudah beredar.

Hendaknya produsen menyadari akibat yang ditimbulkan bila produk tidak sesuai dengan tingkat keamanan yang diisyaratkan. Untuk hal ini dengan pandangan yang positif, bisa dikatakan produsen tidak menguasai atau belum tahu persyaratan yang harus dipenuhi tidak semata mata mencari keuntungan sebesar besarnya atau memaksakan agar produk bisa memenuhi harga yang sudah ditentukan.

Diharapkan para terkait, produsen, penjual ,pemerintah serta masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan jangan sampai terjadi petaka terulang.

Jangan masalah teroris dengan bomnya digantikan dengan tabung gas sebagai pengganti bom dirumah kita masing masing yang mungkin saja terjadi. Tentunya hal ini berlebihan :-)

Apabila untuk hari hari kedepan masih ada berita terjadi ledakan tabung gas karena tabungnya atau selang regulator bocor artinya produsen,penjual, pemerintah dan termasuk masyarakat pengguna yang masih menggunakan produk dengan tiada label SNI masih mementingkan segi materi untuk menabung koceknya masing masing. Walaupun tentunya label SNI pun bisa dipalsukan tidak menutup kemungkinan.

Bila kita berbicara "tabung gas" alias menabung tentunya perlu di bahas soal biaya yang ada hubungannya yang bisa ditabung.:-)


Biaya yang diperlukan pemerintah untuk mencegah atau mengambil tindakkan yang tegas dengan operasi pasar hal ini mungkin cukup besar.

Masyarakat pengguna tabung gas yang tidak mampu untuk beralih dari tabung gas dan selang regulator yang belum memenuhi syarat ke yang memenuhi syarat tentunya biayanya dirasa cukup besar.

Produsen yang belum mampu untuk memproduksi tabung dan selang dan regulator tentunya perlu tenaga ahli yang mampu memproduksi sesuai syarat yang ditentukan atau kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan dengan tidak memproduksi lagi. Atau menarik semua produknya dipasar atau yang belum dipasarkan tidak dipasarkan apabila tidak memenuhi syarat, terutama tentunya tidak mencoba menggunakan label SNI aspal alias asli tapi palsu, tentunya akan mengalami kerugian yang cukup besar.

Semua yang terkait hendaknya memikirkan kerugian yang cukup besar yang terjadi di masyarakat daripada hanya memikirkan materi.

Secara naif apabila pencegahan petaka tersebut tidak dapat dicegah karena semua pihak terkait hanya memikirkan materi. apa perlu dilakukan gerakan penggalangan dana nasional sebagai "bunga" dari gerakan penggunaan "tabung" gas? Penggalangan dana dari masyarakat seperti gerakan "Pripta Mulyasari" untuk menutup semua kerugian ataupun biaya yang harus dikeluarkan dari pihak pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini. Tentunya hal ini tidak perlu terjadi dan berita berita tabung gas meledak tidak ada lagi. Sehingga gerakan "Tabung" gas "Berbunga" Manfaat" bagi semua pihak terkait.

Sebenarnya masalah ini masalah kecil bila masing - masing pihak terkait ada itikad baik dan secara serius untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dengan mengambil hikmah dari peristiwa peristiwa yang sudah terjadi. Hendaknya kita tidak hanya berfokus dengan penyelesaian masalah masalah besar tapi mengabaikan penyelesaikan masalah walaupun sederhana atau kecil tapi berdampak besar serta meresahkan bagi masyarakat.

Peristiwa tabung gas meledak saat ini tentunya sudah menjadi masalah besar karena hampir semua masyarakat pengguna tabung gas menjadi resah dengan berita berita yang ada, sehingga mereka was was jangan jangan di tempat mereka menyimpan bom alias tabung gas.

Kita berharap pihak pihak terkait bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya dan masih mempunyai nurani sehingga bisa diselesaikan secepatnya, terutama tentunya kita berharap terutama pada pihak pemerintah.
Hingga kita tidak perlu dipermalukan oleh bangsa lain karena tabung gas dan tidak merasa terterror oleh tabung gas.
Semoga masalah ini cepat terselesaikan.



Jumat, 23 Juli 2010

Suara Hati Dunia: Such Is Life

Suara Hati Dunia: Such Is Life

Such Is Life

REFLECT ON THESE AND AIM FOR A GOOD LIFE.

We never get what we want,We never want what we get, We never have what we like, We never like what we have.And still we live & love. That's life...


The best kind of people, Is the kind you can sit on a porch and swing with,
Never say a word,
And then walk away feeling like it was the best conversation you've ever had.

It's true that we don't know
What we've got until it's gone,
But it's also true that we don't know What we've been missing until it arrives.


Giving someone all your love is never an assurance that they'll love you back!

Don't expect love in return; Just wait for it to grow in their heart,

But if it doesn't, be content it grew in yours.



It takes only a minute to get a crush on someone,
An hour to like someone,
And a day to love someone,
But it takes a lifetime to forget someone.


Don't go for looks; they can deceive.

Don't go for wealth; even that fades away.

Go for someone who makes you smile,

Because it takes only a smile to
Make a dark day seems bright.

Find the one that makes your heart smile!



May you have Enough happiness to make you sweet,

Enough trials to make you strong,

Enough sorrow to keep you human,

And enough hope to make you happy.



Always put yourself in others' shoes.

If you feel that it hurts you,

It probably hurts the other person, too



The happiest of people

Don't necessarily have the best of everything;

They just make the most of everything that comes along their way.

Happiness lies for
Those who cry,

Those who hurt,
Those who have searched,

And those who have tried,

For only they can appreciate the importance of people

Who have touched their lives.




When you were born, you were crying

And everyone around you was smiling.

Live your life so that when you die,

You're the one who is smiling
And everyone around you is crying.


Sumber: Email from: Sjeane Tera (sjeanetera@yahoo.com).Thx Sjeane


















7 UP for success


7 kata "UP" untuk sukses :


1. WAKE UP ( bangun ), Tdk peduli berapa kali kita gagal,tapi jika kita lebih banyak bangun & memulai lagi,kita akan sukses.


2. DRESS UP ( berhias ). Kecantikan dr dalam jauh lebih penting drpd sekedar hiasan luar yg sementara,miliki mentalitas berkelimpahan,hasil dr suatu harga diri & rasa aman yg dalam..ini akan menghasilkan kesediaan utk berbagi penghormatan, keuntungan, dan tanggung jawab.


3. SHUT UP ( berhenti bicara ). Berhentilah bicara ttg kesuksesan masa lalu,sudah saatnya fokus kan diri utk kesuksesan masa depan.


4. STAND UP ( berdiri ). Berdirilah teguh pada keyakinan awal bahwa kita pasti berhasil.

5. LOOK UP ( pandanglah ). Saat peresmian Disney Land,seorg wartawan bertanya pada istri almarhum Walt Disney "Bagaimana perasaan bapak saat melihat impiannya telah jadi kenyataan dgn dibukanya Disney Land ini?" Istri Walt Disney menjawab "Ia telah melihat ini semua terjadi jauh sebelum proyek ini terbentuk"..Lihatlah semua impian kita dalam imajinasi kita seakan2 semuanya telah terjadi.


6. REACH UP ( capailah ). Capailah sesuatu yg lebih tinggi dari prestasi sebelumnya karena itu menandakan bahwa kita memang bertumbuh.


7. LIFT UP ( naikkan ). Naikkan semua impian kita dlm bentuk doa ucapan syukur seakan2 semua telah terjadi...


Semoga hari ini kita bisa sama2 belajar menanamkan semangat 7UP yang akan membantu kita & sesama mencapai sukses.
Sumber: Email from Sjeanetera (sjeanetera@yahoo.com).Thanks Sjeanne