Jumat, 30 Januari 2009

Kebahagian dan duka yang kekal.


Kita semuanya tentu ingin selalu "bahagia" dan kalau bisa selamanya/kekal. Wah keliatannya menyenangkan sekali. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk selalu mencari - cari yang terbaik atau hari esok yang lebih baik, tetapi bukan berarti tidak bahagia tentunya.


Adakah diantara kita yang dapat bahagia saat ini? Dan akan tetap mengatakan bahagia apabila orang bertanya dilain waktu? Mungkin satu tahun kedepan atau satu bulan kedepan atau mungkin satu menit kedepan.
Perasaan bahagia timbul bila keinginan kita tercapai atau bahkan lebih dari yang di perkiraaan dan tentunya akan merasa luarbiasa bahagia.
Sebenarnya perasaan bahagia itu timbul dari keadaan atau kondisi dimana kita merasa tidak bahagia/tidak menyenangkan ke kondisi yang lebih baik /sesuai keinginan kita. Jadi dalam arti kata bila tidak ada kondisi yang tidak menyenangkan atau sesuatu yang belum terpuaskan , kita tidak pernah merasa bahagia atau benar-benar bahagia.
Kebahagian itu sendiri akan membuat kita tidak bahagia pada relatif waktu berikutnya, dikarenakan tingkat kepuasaan kita meningkat atau memang kebahagian tersebut telah berakhir dikarenakan dimakan jaman,tolak ukur yang kita gunakan tentunya berbeda.
Perasaaan tidak bahagia pun bersifat relatif terhadap waktu, dikarenakan tingkat ketidak puasanpun dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya.Umumnya tolak ukur terhadap relatif waktu yang tidak terlalu lama.
Jadi rasa "suka dan duka" merupakan pasangan "serasi" yang tidak terpisahkan. Untuk itu kita berusaha menyikapi permasalahan suka dan duka secara proposional.
Pada saat kita merasa bahagia, jangan berlebih karena kebahagian itu tak akan selamanya dan pandai mensyukuri dan "menikmati"nya serta dapat berbagi kebahagian dengan pihak lain.
Pada saat tidak bahagia/duka,tidak pernah putus harapan dan mengetahui bahwa tidak bahagiapun bersifat relatif/tidak selamanya dan tentunya kita tidak sendirian sesuai dengan berbagi kebahagian yang kita berikan pada saat kita bahagia. Dan itu pasti akan ada walaupun belum tentu datang dari orang yang sama. Yang pasti tentunya "Hukum semesta" bersifat adil dan tidak ada yang bersifat kekal, kecuali perubahan kondisi itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar