Senin, 27 Juli 2009

Ketidakberdayaan

Sudah sering kita ketahui seseorang melakukan tindakan yang luar biasa yang mana dalam keadaan normal tidak mungkin dilakukannya. Misalnya meloncati pagar setinggi 2 m tanpa melatih diri sebelumnya pada saat kondisi terjepit untuk menyelamatkan diri. Seorang ibu menyelamatan anaknya yang dari kebakaran dengan menerobos kobaran api dan ternyata berhasil menyelamatan anaknya yang mana dalam keadaan normal tidak mungkin bisa dilakukannya.

Ketidakberdayaan merupakan kondisi dimana setiap orang merasakan sebagai kondisi yang tidak menyenangkan dan hampir dipastikan hampir setiap orang pernah merasakan dalam bagian siklus hidupnya.

Sebenarnya dalam ketidak berdayaan ini tersimpan suatu potensi yang luar biasa dimana mungkin kita tidak pernah tahu bahwa adanya potensi luar biasa dalam kita yang sebenarnya.

Dalam ketidakberdayaan akan timbul kepasrahan sekaligus keberanian untuk mencoba hal hal baru yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan atau tidak berani untuk mencobanya ataupun sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan.
Dalam keadaan normal atau dalam kondisi keberhasilan mungkin kita tidak akan melakukan sesuatu yang baru untuk mencobanya dikarenakan keberhasilan yang ada akan menghambat kita untuk melakukannya dengan assumsi jika gagal akan mengurangi keberhasilan yang ada.
Tentunya dalam ketidakberdayaan kita akan lebih tidak takut untuk melakukannya karena jika gagal tidak akan membawa dampak yang berarti dengan kondisi saat ini.
Dalam ketidak berdayaan tentunya kita lebih bisa menerima dan melihat peluang yang ada walaupun peluang itu tidak besar dan tidak akan di manfaatkan bila kita dalam kondisi normal, hal ini tentunya bila dalam ketidak berdayaan kita bisa menerima kondisi yang ada sehingga timbul kepasrahan dan keberanian yang benar dan dengan iman yang benar sehingga yang ditakuti gagal malah berhasil. Umumnya orang takut gagal yang diciptakan atau yang ada dalam alam pikirannya hanya terfokus pada keberhasilannya saja, yang mana dalam menempuh perjalanan akan diketemukan kerikil kerikil sandungan. Orang yang pernah dalam kondisi ketidak berdayaan biasanya lebih ulet dikarenakan adanya kepasrahaan dan keberanian untuk melakukannya.
Ketidak berdayaan ditambah dengan adanya tanggung jawab yang harus dipikulnya merupakan suatu potensi untuk melakukan perubahaan yang besar.
Tentunya perubahaan besar akan terjadi pada suatu titik balik bisa mengarah ke suksesan ataupun melakukan tindakan besar yang destruktif.
Apapun pilihannya ketidakberdayaan merupakan potensi besar untuk melakukakan tindakan diluar kemampuan orang dalam keadaan normal.
Jika ketidakberdayaan ini menimbulkan kepasrahan dan keberanian dan menerima kondidi yang ada dan dapat memulai mencoba dan adanya lingkungan yang mendukung kearah kebaikkan tentunya merupakan energi positif yang sangat potensial yang mungkin tidak pernah dirasakannya dalam keadaan normal.
Yang jadi masalah apabila ketidak berdayaan ini dipaksakan untuk menjadi orang yang mempunyai arti dalam waktu yang relatif cepat dan kondisi yang ada semakin memojokkannya sehingga tidak bisa menerima kondisi yang ada, sehingga ketidakberdayaannya semakin menimbulkan amarah bukannya kepasrahan yang sebenarnya ditambah dengan cuci otak untuk melakukan sesuatu yang berarti dari pada saat ini pun ketidakberdayaannya tidak mempunyai arti, timbulnya yah bom bunuh diri alias teroris.
Yang pasti Tuhan memberikan ketidakberdayaan untuk potensi kebaikkan tinggal manusianya memilih dan tentunya berperan serta agar jangan menimbulkan keyidak berdayaan yang menimbulkan energi negatif.
Peran proaktif dari manusia baik besar maupun kecil paling mudah tentunya pada lingkungan sekitarnya untuk memperdayakan orang orang yang dalam kondisi ketidakberdayaan kearah yang lebih baik sehingga mudah mudahan bisa meniadakan hal hal yang tidak baik terutama bentuk bentuk teroris yang lain.
Semua pilihan ada pada kita dan memulai dari hal hal kecil terlebih dahulu pada komunitas dimana kita berada, sebaiknya memulai sedini mungkin sehingga bila kita bersinergi untuk memulainya semakin banyak hal hal yang dapat dicegah dan tentunya semakin banyak pula keberhasilan keberhasilan yang dapat terjadi.
Jangan pernah menyerah pada ketidak berdayaan, karena ketidak berdayaan merupakan potensi kearah kemajuan paling tidak akan merubah kita lebih arif dan melihat persoalaan lebih jelas dan apabila kita memasrahkan diri kita akan semakin mendekatkan kita kepada sang pencipta.

Dengan ketidakberdayaan dan merasa tidak mempunyai arti apa apa umumnya semakin kuat keimanan kita dan keterikatan kita kepada Sang Khalik serta meminta bimbingannya agar setiap langkah kita di ridhoiNya. Amin

Minggu, 12 Juli 2009

Memahami

Untuk dapat selaras dengan suatu "komunitas" tentunya kita harus memahami dulu "aturan main" yang komunitas akan kita masuki baik yang tertulis maupun tidak tertulis, baik yang nyata mudah dipahami maupun yang tidak mudah dipahami bila kurang memperhatikannya.

Sesudah mulai memahami secukupnya tentunya menyesuaikan dengan pemahaman kita, tentunya sudah cukup memahami diri kita sendiri sebelumnya. Barulah kita mencoba terlibat langsung atau masuk dalam komunitas tersebut.

Dengan memahami aturan main yang ada kita akan lebih mudah mencapai apa yang akan raih dalam kita memasuki komunitas tersebut.Dan yang pasti bila kita mengikuti aturan main yang ada akan mengurangi atau malah sama sekali tidak akan ada salah paham yang akan terjadi. Hal ini sebenarnya sederhana seperti layaknya kita mengikuti suatu permainan sudah tentu ada aturan main yang berlaku dan harus dipelajari untuk dipahami dan diterapkan.Demikian juga hukum alam yang berlaku dan juga semua disiplin ilmu mempunyai kaidah kaidah yang harus dipahami dan diterapkan sesuai dengan realitas hukum yang berlaku.

Untuk memahami tentunya perlu selangkah demi selangkah kita pahami dan belajar sambil mempraktekkannya dan memperhatikannya serta perlu masalah masalah agar lebih memahami atau kita membuat model masalah dengan bekal pemahaman yang kita kuasai atau pemahaman lain yang analog kita kuasai sebelumnya.

Dengan disiplin menerapkan hukum hukum yang ada dan mengukur kekuatan dan resiko yang kita hadapi dengan keberhasilan yang hendak kita capai, kita melakukan keputusan dan tindakan.

Umumnya dengan melakukan resiko yang dapat dikalkulasi dan mengukur kekuatan kita jarang kita sampai jatuh terlalu dalam dan sukar untuk bangkit kembali.

Hanya sayangnya kita umumnya melakukan kesalahan dengan membayangkan keuntungan dan keberhasilan yang akan kita raih mengabaikan disiplin diri dan disiplin pemahaman hukum hukum yang ada yang sudah kita pahami.

Falsafah resiko yang tinggi,keuntungan yang tinggi ( high risk high return) memang benar adanya hanya seberapa tingkat resiko tergantung dari pada individu masing-masing. Hanya tentunya resiko yang diambil jangan sampai membuat kita terperosok terlalu dalam bila gagal.Paling tidak resiko gagal walaupun kecil tetap masih bisa terjadi baik karena salah kalkulasi ataupun kurang informasi, ataupun lingkungan berubah tidak mendukung, tentunya faktor keberuntungan perlu dipertimbangkan.

Memahami dan menyesuaikan dengan kekuatan diri yang ada serta disiplin dalam tindakan tidak tergesa gesa dalam mencapai target dengan menghitung resiko yang dapat dikalkulasi dan menunggu waktu yang tepat untuk bertindak untuk mengambil resiko yang lebih besar.

Semua ini memerlukan kesabaran, bertindak seperti tawon mengumpulkan madu dalam keseharian dan bertindak seperti harimau pada saat yang tepat.

Tentunya saja semua tergantung pada pribadi masing-masing dan tingkat kepuasan yang ada dan target waktu yang hendak dicapai.

Yang ditekankan disini memahami lingkungan yang ada dan memahami diri sendiri dan bagaimana dapat memberikan nilai tambah bagi kita dan lingkungan dan tidak membebani lingkungan yang ada tanpa memberi nilai tambah sebagai gantinya.
Umumnya orang minta dipahami terlebih dahulu, dengan mengikuti aturan main yang ada dan dapat memberi nilai tambah tentunya dengan sendirinya dapat dipahami tanpa harus meminta dipahami.
Apabila aturan main yang ada dirasa kurang sejalan atau tidak kondusif untuk lebih maju, disini kita berperan sebagai agen perubahan(change of agent) minta dipahami dan merubah aturan main yang ada agar lebih baik bagi semua yang yang ada, tentunya memerlukan sumberdaya yang cukup mendukung untuk dapat melakukannya terutama bila perubahan yang diharapkan cukup drastis.
Banyak teori menejemen dari luar ditawarkan kepada kita dan diikuti mentah mentah tanpa memahami karakter budaya kita atau lebih spesifik lingkup lebih kecil budaya komunitas yang ada. Atau penerapan sepotong sepotong tanpa coba memahami keseluruhan sehingga hasilnya tidak optimal.Diperlukan pemahaman yang lebih luas dan target yang jelas dan tentunya tindakan yang sesuai dan disiplin yang sesuai.
Selamat mencoba apapun pilihan anda,Good Luck:-)